Mohon tunggu...
Tuhu Nugraha Dewanto
Tuhu Nugraha Dewanto Mohon Tunggu... Konsultan - Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

I am a digital and metaverse business consultant with a broad experience in various fields including consulting, training, lecturing, and digital campaign execution. My expertise lies in social media, digital transformation, integrated digital strategy, cybersecurity, and new technology such AI, blockchain, and metaverse. I have collaborated with over 100 clients across diverse industries and have been involved as a mentor in multiple startup incubation programs. In addition to my consultancy work, I am also an experienced trainer and guest lecturer, with over 2000 hours dedicated to teaching digital transformation, digital marketing, and social media. I have worked with large companies and institutions across Indonesia, and my opinions on digital marketing and social media have been featured in prestigious Indonesian media. Moreover, I have expanded my expertise to the international stage, speaking about new technologies like AI and blockchain in various countries including Dubai, Istanbul, and Singapore.

Selanjutnya

Tutup

Money

3 Langkah Mengantisipasi Pemasaran Digital Masa Depan

2 Juni 2013   22:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:37 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemasaran digital bergerak sangat cepat, sebagai praktisi yang terlibat di dalamnya saya juga harus bergerak cepat membaca kemana arah angin akan membawa dunia pemasaran digital Indonesia. Saya harus bisa mengantisipasi dan mengembangkan keahlian sebelum tergerus oleh jaman.

Kalau kata Darwin, Survival of the Fittest, hanya mereka yang bisa beradaptasi yang akan bertahan dan memenangkan persaingan. Ada tiga hal penting yang saat ini saya lakukan untuk berusaha memahami dan menjadi pionir keahlian yang dibutuhkan di masa depan.

Experience Ecommerce

Saya percaya gelombang ecommerce akan segera mewabah, dan punya kontribusi yang besar. Oleh karena itu, sebagai seorang pemasar digital, saya tidak bisa hanya sekedar paham konsepnya. Digital itu harus mengalami sendiri, baru akan bisa mengerti sepenuhnya.

Oleh karena itu, saya sengaja mulai mengubah cara berpikir, mengadopsi  perilaku konsumen muda yang akan menjadi konsumen masa depan. Saya melihat teman-teman saya yang  berumur 25 tahun ke bawah,  udah terbiasa belanja online, gak banyak reaksi tentang takut kena tipu, risiko fraud kartu kredit dll. Hampir semua produk mereka akan riset dulu di internet, lalu tidak sedikit yang dibeli via online.

Sebaliknya yang seumuran saya ke atas. Ketika bicara ecommerce, pendapatnya selalu diawali dengan pesimisme dan sikap skeptis. Ya memang ecommerce ini bukan dunia mereka. Pola perilaku generasi ini sudah terbentuk.

Itu sebabnya saya berusaha menciba membeli dan bertransaksi di berbagai merchant. Saya mencoba berbagai portal ecommerce, mulai yang berskala kecil hingga besar. Untuk apa? Agar bisa membandingkan, mana yang memberikan layanan, dan pengalaman belanja online yang paling user friendly.

Beberapa diantaranya yang saya coba, Tees Indonesia, Fashion Pria, Air Asia, Agoda, Bhinneka, Blibli. Bahkan beli juga via mobile misalnya di Line, beli majalah di Scoop atau beli aplikasi di Google Play.  Kalau sudah pernah coba, baru terbayang, dan bisa memahami perilaku yang berbelanja online. Ini penting karena ke depan saat semua retailer terdesak membuka online store, dan brand mulai menyadari besarnya kontribusi penjualan via ecommerce.  Saya sudah punya pemahaman yang cukup kuat akan hal ini.

Data Story Teller

Hal lain yang menurut saya menarik adalah isu BIG DATA. Sekarang semua tentang data, dan data. Laporan dari Facebook Insight, Analytics, Social Media Monitoring, data Comscore, Google Ad Planner dll. Begitu banyak data, tapi siapa yang bisa memahaminya dengan baik?

Bukan sekedar membaca data sebagai sesuatu yang mentah. Tapi memilih data mana yang dibutuhkan lalu membuat interpretasi data yang berguna untuk pengambilan keputusan. Itu sebabnya saya banyak belajar lagi, dan bergulat dengan beragam data. Baik itu kualitatif dan kuantitatif. Untuk kemudian, ini tahapan paling krusial, membuat interpretasi dan rekomendasi bagi pengambilan keputusan.

Karena kalau cuma melaporkan data, itu gak ada nilai tambahnya. Bahkan data menjadi begitu berlimpah dan generik. I must be a smart data analyst!!!

Digital Customer Relationship Management (CRM)

Hal lain yang menarik perhatian saya adalah Digital CRM. Saya yakin ke depan ketika ecommerce sudah booming, maka CRM akan naik daun. Perusahaan ecommerce akan berlomba-lomba untuk memanfaatkan database yang sudah terkumpul, mempunyai konversi yang tinggi ke pembelian baik itu cross selling atau upselling.

Ketika kompetisi meningkat, dan semuanya menawarkan loyalty programme maka tantangannya adalah bagaimana membuat konsep CRM yang bagus, sehingga konsumennya bertahan dan tidak dicuri oleh pesaing. Pastinya ada banyak sekali ragam cara yang bisa dilakukan mulai dari discount, gamification, exclusive treatment dll. Ini sangat menarik untuk dipelajari.

Tuhu Nugraha Dewanto

Mau diskusi lebih lanjut?

Follow on Twitter: @tuhunugraha

LinkedIn: http://www.linkedin.com/in/tuhunugraha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun