Mohon tunggu...
Tuhu Nugraha Dewanto
Tuhu Nugraha Dewanto Mohon Tunggu... Konsultan - Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

I am a digital and metaverse business consultant with a broad experience in various fields including consulting, training, lecturing, and digital campaign execution. My expertise lies in social media, digital transformation, integrated digital strategy, cybersecurity, and new technology such AI, blockchain, and metaverse. I have collaborated with over 100 clients across diverse industries and have been involved as a mentor in multiple startup incubation programs. In addition to my consultancy work, I am also an experienced trainer and guest lecturer, with over 2000 hours dedicated to teaching digital transformation, digital marketing, and social media. I have worked with large companies and institutions across Indonesia, and my opinions on digital marketing and social media have been featured in prestigious Indonesian media. Moreover, I have expanded my expertise to the international stage, speaking about new technologies like AI and blockchain in various countries including Dubai, Istanbul, and Singapore.

Selanjutnya

Tutup

Money

Social CRM Part 10: Produk Apa Yang Pas?

6 November 2012   16:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:52 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Social CRM memang bukan bagian dari strategi digital, untuk semua produk saat ini, seperti halnya terjun ke social media atau bahkan bikin situs web beberapa tahun yang lalu. Mengapa? Karena memang belum semua produk perlu, dan cocok untuk dikelola dengan Social CRM, karena transaksi e-commerce kontribusinya masih sangat kecil di Indonesia.

Lalu apa keterkaitan e-commerce, dan pentingnya Social CRM? Ini akan dibahas di artikel selanjutnya. Saat ini saya akan fokus dulu membahas, produk jenis apa yang saat ini, sebenarnya sudah butuh Social CRM, walaupun pada kenyataannya belum banyak yang menyadari potensi ini.

Product Centric Category

Beberapa produk dibeli konsumen karena alasan yang sangat emosional, misalnya produk fast moving consumer good (FMCG) sehingga branding menjadi sangat penting. Tapi ada juga produk yang orang membel,i bukan pertimbangan merek, tapi lebih kepada alasan rasional, dan penuh pertimbangan dalam melakukan pembelian.

Apa contohnya? Asuransi, investasi dll. Apakah Anda melihat iklan jor-joran satu jenis asuransi tertentu? Jelas tidak, mereka lebih banyak investasi pada agen, dan mengembangkan database nasabahnya. Sebenarnya Social CRM ini, sangat bisa dimanfaatkan oleh perusahaan  jenis ini, untuk mengakuisisi hingga mengelola database yang dimiliki.

Hyper Competitive Category

Produk-produk di kategori tertentu persaingannya sangat ketat, oleh karena itu dibutuhkan strategi lain untuk menjaga loyalitas pelanggannya. Karena biaya akuisisi akan menjadi sangat mahal. Ini biasanya terjadi ketika pemainnya sudah sangat banyak, dan pertumbuhan pasar baru sudah mulai melamban.

Contoh kategori ini adalah tiket pesawat berbudget murah, provider telekomunikasi, hingga rokok. Kategori produk ini pemainnya sangat banyak, oleh karena itu mereka berusaha menjaga loyalitas konsumennya. Karena kalau tidak maka akan mudah beralih ke kompetitor.

Tiket pesawat misalnya, saat ini di kategori pesawat berbudget murah, persaingan sangat ketat. Konsumen membeli ya hanya berdasarkan mana tiket yang paling murah, bukan pada loyalitas merek tertentu. Mungkin hanya Air Asia yang punya pelanggan setia, yang selalu menanti destinasi berikutnya yang akan promo. Karena mereka yang paling serius juga untuk mengelola database e-mail yang dimiliki.

Niche Market

Beberapa produk yang memang pasarnya sangat sempit, juga sangat pas menggunakan strategi Social CRM. Karena jumlah konsumen yang potensial itu sangat terbatas, menggunakan iklan yang massal hanya akan membuang-buang uang.

Misalnya jasa konsultan, agency dll. Ini kan audiensnya akan sangat sempit dan terbatas. Social CRM sangat bisa untuk menjaring dan mengelola konsumennya. Contoh lain, produk-produk berdasarkan hobi, misalnya barang antik, pecinta batik dll.

Studi kasus menarik yang dilakukan oleh Batik Indonesia , mereka memang menyasar para pecinta batik Indonesia. Langkah yang dimulai sudah sangat tepat, secara periodik akan memnberi tahu koleksi terbaru, memberikan diskon untuk hari-hari besar yang relevan, atau mengirimkan newsletter bahwa ada harga khusus untuk anggota.

Ini membuat saya, walaupun tidak selalu beli tetapi selalu teringat dengan website ini. Dan tidak merasa terganggu dengan email yang dikirim karena frekuensinya tidak terlalu sering. Saya pernah menyinggung tentang ni di artikel ini.

Ada lagi yang perlu ditambahkan?

Artikel lain tentang Social CRM:

Social CRM: The Future of Social Media & Digital Strategy

Social CRM Part 2: Start with Database

Social CRM Part 3: What Database

Social CRM Part 4: Find Only Relevant Database

Social CRM Part 5: How To Get Relevant Database

Social CRM Part  6: What Method For Your Product?

Social CRM Part 7: How To Treat Your Database

Social CRM Part 8: Effective E-mail Blast

Social CRM Part 9: Google Analytics 2013 & Social CRM

Tuhu Nugraha Dewanto

Mau diskusi lebih lanjut?

Follow on Twitter: @tuhunugraha

LinkedIn: http://www.linkedin.com/in/tuhunugraha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun