Alasannya, dengan mengadakan konferensi pers tanpa menunggu surat balasan, bermakna AHY tidak menghargai Presiden Jokowi. Bisa jadi, surat dari AHY belum tentu sudah dibaca oleh Presiden Jokowi.
Selanjutnya, permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, bermanfaat dalam menetralkan suhu politik yang memanas. Semua pihak saat ini sedang berjibaku melawan pandemi Covid-19. Tetapi gara-gara urusan politik Partai Demokrat, fokus menjadi buyar.
Tidakkah dipikirkan bahwa sebaiknya semua media dibantu agar lebih menyorot persoalan penting di dalam negeri ketimbang isu kudeta dan masalah Pilpres 2024?
Di sinilah perlunya AHY melakukan dengan rendah hati dan bijaksana, untuk mengambil kembali hati masyarakat. Biarlah isu kudeta disempitkan menjadi urusan antar pribadi, AHY dan Moeldoko.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H