Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terkadang yang Menakutkan Bukanlah Vaksin, tapi Jarum Suntik

16 Januari 2021   22:08 Diperbarui: 16 Januari 2021   22:17 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi takut disuntik | Gambar: Tribunnews

Contohnya, ketika saya bertugas di RS Yos Sudarso, Padang, Sumatera Barat belasan tahun silam. Tiap hari saya berhadapan dengan banyak pasien dari beragam latar belakang, profesi, serta "tingkat keberanian".

Persis dengan ilustrasi gambar di artikel ini. Saya kerap memeriksa pasien dari kalangan militer. Dan tahukah pembaca bahwa ternyata yang takut blood lancet dan jarum suntik tidak hanya anak-anak?

Ya, hampir semua pasien saya yang berstatus anggota TNI takut melihat dan merasakan kedua alat itu. Mereka mengaku, lebih baik terjun di medan perang daripada ikut program medical check up. Padahal apalah ngerinya blood lancet dan jarum suntik. Tapi ini fakta.

Pada judul artikel, saya menulis "terkadang", yang artinya tidak semua orang juga takut disuntik. Ketakutan melihat jarum suntik sebenarnya cuma "pergolakan batin" sesaat, dan hanya dialami sebagian orang.

Walaupun sesaat, tidak berarti hal remeh. Fakta menunjukkan, kebanyakan "pengidap" takut disuntik adalah orang dewasa. Bukan anak-anak atau balita.

Dan karena kebanyakan orang dewasa, maka mainan dan permen kiranya tidak cukup untuk "mengelabui" atau mengalihkan perhatian mereka supaya tenang.

Perlu ada "upaya khusus" bagi petugas vaksinasi dalam meyakinkan penerima vaksin. Memastikan jika "ancaman" jarum suntik tidak sengeri yang dibayangkan.

Maka hemat saya, testimoni "rasa tusukan jarum suntik seperti digigit semut" atau sebutan lainnya, perlu disampaikan juga kepada masyarakat. Foto dan video "ekspresi datar" saat disuntik akan bermanfaat meningkatkan keberanian para calon penerima vaksin.

Yakinlah, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un pun tetap butuh "keberanian lebih" sebelum menerima vaksin, apalagi saya dan sebagian Anda yang masih ngeri melihat jarum suntik.

Sekali lagi, semoga vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah berkualitas baik, jumlahnya tercukupi, serta secepat mungkin diberikan kepada seluruh warga secara merata dan adil. Mari kita sukseskan program vaksinasi Covid-19! ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun