Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

3 Alasan Penting bagi Pence Aktifkan Amandemen XXV untuk Lengserkan Trump

7 Januari 2021   20:18 Diperbarui: 7 Januari 2021   20:34 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di artikel saya sebelumnya yang berjudul "Mungkinkah Mike Pence Jadi Presiden Gantikan Trump Selama Beberapa Hari?", saya menjabarkan bahwa perlu dipertimbangkan, mengingat sebagian pihak di Amerika Serikat meminta Wakil Presiden Pence mengaktifkan Amandemen XXV.

Sebab, rupanya tidak hanya Jaksa Agung Washington DC, Karl Racine, yang mengajukan usul "pelengseran" terhadap Presiden Donald Trump, tetapi anggota Senat dari kubu Partai Republik melakukan hal yang sama.

Melansir laporan CNN (06/01/2021), salah seorang pejabat terpilih dari Partai Republik mengatakan, sudah waktunya Pence mengumumkan kepada seluruh warga AS, bahwa Trump tidak mampu lagi memimpin negara.

"Dia harus diberhentikan dan disingkirkan. Saya pikir ini sangat mengejutkan bagi sistem. Bagaimana Anda menahannya selama dua minggu setelah ini?," kata pejabat tersebut.

Maknanya, lewat pengaktifan Amandemen XXV, Trump harus dilengserkan. Lalu Pence mengambil alih kepemimpinan dari tangan Trump sebagai presiden.

Inti Amandemen XXV adalah, jabatan presiden dialihkan kepada wakil presiden karena presiden meninggal dunia, mengundurkan diri, atau dicopot dari jabatannya, serta tanggapan atas "kecacatan" presiden.

Kiranya menarik menelaah kalimat "bagaimana Anda menahannya (Trump) selama dua minggu" dari pejabat tadi. Ya, meski Joe Biden dan Kamala Harris telah dikukuhkan sebagai pemenang oleh Kongres Senat, bukan berarti situasi ke depan terjamin kondusif.

Kendali AS masih di tangan Trump hingga 20 Januari 2021. Artinya apa? Biden dan Harris belum bisa berbuat banyak, selain menyuarakan himbauan agar warga AS menahan diri dari amarah.

Seluruh dunia tahu, sebelum Biden dan Harris akhirnya dikukuhkan, aksi unjuk rasa brutal terjadi di Capitol Hill, lokasi Kongres Senat bersidang. Selain menghambat pekerjaan kongres, unjuk rasa memakan korban.

Dikabarkan 4 orang tewas, 14 anggota polisi terluka, dan 52 demonstran ditangkap. Tidakkah dipertimbangkan langkah antisipatif serius berikutnya? Siapa yang mampu menjamin Trump tidak berulah kembali?

Sekali lagi, Trump agaknya tidak akan berhenti mengklaim kemenangan serta terus membangkitkan "semangat" para pendukungnya untuk menolak Biden dan Harris, setidaknya sampai acara pelantikan.

Dan bahkan diberitakan, pada saat pelantikan Biden dan Harris, Trump akan berada di luar AS, yaitu di Skotlandia untuk bermain golf. Apakah keputusan Trump cuma dianggap semacam "buang stres" di sana?

Menurut saya, Trump tidak perlu dilarang ke Skotlandia. Namun maksud di balik kepergiannya wajib dibaca dan diantisipasi. Sangat mungkin Trump ingin membiarkan AS "tanpa kendali".

Inilah alasan mengapa saya setuju jika Pence menjadi presiden dengan masa jabatan tersingkat, demi menjaga marwah demokrasi dan stabilitas polhukam di AS.

Andaikata ada pertanyaan, buat apa Pence jadi presiden padahal tinggal menghitung hari? Tidaklah demikian pemahamannya. Bukan soal lama tidaknya masa jabatan, tetapi untuk menghentikan Trump berbuat sesuatu di luar kewajaran.

Meringkas tulisan ini, hemat saya, ada tiga alasan penting bagi Pence segera menuruti permintaan pengaktifan Amandemen XXV, antara lain:

Pertama, kenyataan menunjukkan bahwa Trump dan Pence sudah "pecah kongsi". Keduanya tidak mungkin sepemahaman lagi. Terhitung sejak Pence dimarahi Trump karena menyetujui pengukuhan Biden dan Harris.

Pence sedang berbicara dengan petugas kepolisian | Foto: Twitter @Mike_Pence
Pence sedang berbicara dengan petugas kepolisian | Foto: Twitter @Mike_Pence
Bukankah Trump sudah "menghindar" dari tanggungjawabnya sebagai presiden? Ke mana Trump saat terjadi bentrokan berdarah di Capitol Hill? Mengapa Pence yang turun ke lapangan menemui para pejabat keamanan?

Kedua, karena Trump "menghilang", maka segala sesuatu yang terjadi di AS kini berada di bahu Pence. Tegasnya, apa pun peristiwa di AS bakal dipertanggungjawabkan oleh Pence.

Mengapa Pence tidak langsung mengumandangkan pengambilalihan kekuasaan ketimbang memikul status "kambing hitam"? Warga AS harus diyakinkan bahwa negara konsisten terkendali secara utuh.

Ketiga, dengan banyaknya pihak mendorong pengaktifan Amandemen XXV (selain oleh Karl Racine dan anggota kongres dari Partai Republik, tetapi termasuk kubu Partai Demokrat, dan bahkan mantan Presiden Barack Obama) artinya Pence direstui menjadi presiden.

Pence tidak perlu ragu soal dukungan Senat dan DPR. Saya yakin sebagian besar pasti mendukung. Pence harus secepatnya "melengserkan" Trump, mengendalikan AS, dan mempermulus acara pelantikan. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun