Dan apa hasilnya? Ya, terpaksa lagi, jabatan menteri harus Terawan lepaskan dengan cepat. Hanya diemban selama 1 tahun 2 bulan. Sedikit mengulang apa yang saya tulis di atas, yaitu andaikan ia masih di militer, kesempatan berkarir tentu belum berakhir.
Mungkinkah pandemi Covid-19 yang memaksa Terawan melepas kursi Menkes? Kemungkinan besar, iya. Dia dinyatakan "tidak lulus" oleh Presiden Jokowi, setelah menjalani ujian panjang sejak Januari 2020.
Dibanding "peserta ujian" yang lain (para menteri), pihak yang diberi beban soal banyak adalah Terawan. Dan ia harus mengerjakan semuanya secepat dan sebaik mungkin.
Saya yakin, Terawan pasti menerima dengan lapang dada. Menjadi menteri merupakan amanah. Hari ini diberi, besok dapat ditarik kembali. Kesempatan berkarya melayani sesama dan Tuhan tetap terbuka lebar.
Bukankah Terawan punya lagu favorit berjudul "Hidup Ini adalah Kesempatan" karangan Pendeta Wilhelmus Latumahina? Dulu, sewaktu di militer, khususnya di RSPAD Gatot Subroto, hampir setiap saat Terawan memutar dan menyanyikan lagu itu.
Syair lagunya tidak perlu dituliskan di sini. Bagi yang ingin tahu syairnya, sila cari di Google. Filosofi dan makna lagunya teramat dalam. Bila dinyanyikan sungguh-sungguh, seseorang akan terbantu menemukan tujuan hidupnya.
Bahwa, karena hidup di dunia ini tidak selamanya, maka marilah kita gunakan setiap kesempatan yang ada untuk melayani sesama dan Tuhan. Kesempatan hidup tidak boleh disia-siakan.
Selagi masih muda dan kuat, sejatinya seseorang bersedia membaktikan hidupnya untuk menjadi berkat. Selamat melayani di tempat lain, Pak Terawan. Terima kasih atas bakti di Kemenkes. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H