Terakhir, yang tidak kalah menarik yaitu, dengan masuknya Sandiaga Uno di kabinet, rekonsiliasi politik di antara para mantan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2019 lalu, menjadi genap seutuhnya.
Jokowi, Ma'ruf Amin, Prabowo Subianto, dan Sandiaga Uno akhirnya duduk bersama juga untuk bersinergi membangun negeri, meski mengemban jabatan dan tanggungjawab yang berbeda-beda.
Pantas diterka, bahwa jika Edhy Prabowo tidak terjerat kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster, kemungkinan besar Sandiaga Uno mustahil masuk kabinet.
Sebab, andaikan Presiden Jokowi melakukan reshuflle dalam kondisi normal, artinya tidak ada menteri yang tersangkut kasus hukum, jatah masing-masing partai di kabinet tidak berubah.
Maksudnya, tidak mungkin jatah Partai Gerindra ditambah bila memang Sandiaga Uno sudah disiapkan masuk kabinet.
Artinya, Sandiaga Uno belum tentu "dipaksakkan" masuk kabinet jadi menteri, karena jatah masing-masing pihak telah diatur sedemikian rupa.
Edhy Prabowo pun rasanya sulit diganti atau dialihkan jabatannya ke posisi lain kalau kasus benih lobster tidak terjadi.
Oleh karena itu, bersatunya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di kabinet tidak terlepas dari "jasa" Edhy Prabowo yang membiarkan tangannya "digigit" lobster.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI