Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Unggah Buku "How Democracies Die", What's Going On, Pak Anies?

22 November 2020   17:55 Diperbarui: 22 November 2020   18:17 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak perlu menjawab dua pertanyaan terakhir di atas. Yang penting ditelusuri yaitu makna di balik aksi Anies mengungggah foto buku. Bukan tanpa maksud khusus ia melakukan hal itu.

Seperti yang saya lakukan di artikel sebelumnya, di mana saya menebak makna ucapan JK soal "Kekosongan Pemimpin" (sila klik untuk membaca lebih lanjut), kali ini saya pun mencoba melakukan hal yang sama atas aksi Anies di media sosialnya.

Menurut saya, apa yang dilakukan Anies (entah betul membaca buku tersebut sampai selesai) penuh simbol, yang ia harap bisa dibaca publik, khususnya mereka yang ia "sasar".

Saya pun berpikir, lewat aksinya, Anies ingin menyambung sekaligus mempertegas pernyataan JK tentang krisis demokrasi dan kekosongan pemimpin yang mengakomodir aspirasi masyarakat. Artinya, Anies memang mengafirmasi JK.

Berharap suatu saat Anies mengungkap maksudnya ke publik. Akan tetapi di sini saya menguraikan "terkaan" sekaligus bantahan saya terkait "sepakatnya" Anies bahwa Indonesia mengalami kematian demokrasi dan krisis kepemimpinan.

Saya melihat "sasaran" Anies persis yang disimbolkan JK, yaitu pejabat pucuk pemerintahan, dalam hal ini Presiden Joko Widodo. Ya, Anies merasa di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia semakin tidak demokratis. Mengapa?

Pertama, semua bermula gara-gara kedatangan pentolan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, di Indonesia. Pada 10 November lalu, Rizieq tiba dan disambut ribuan pendukungnya di bandara.

Para pendukung Rizieq berkerumun di jalan tol dan menyesakkan bandara. Akibatnya calon penumpang terhambat dan terlantar, jadwal penerbangan diubah maskapai, dan sekian fasilitas publik di bandara rusak.

Kedua, Rizieq dan kelompoknya mengadakan sederet kegiatan berkerumun yang melibatkan ribuan orang di berbagai tempat, antara lain (selain di bandara) di Petamburan (penyambutan Rizieq, maulid Nabi Muhammad SAW, dan resepsi pernikahan putri Rizieq), di Bogor (ceramah), dan di Tebet (Maulid Nabi Muhammad SAW).

Ketiga, akibat dari tindakan Rizieq dan kelompoknya, sekian orang dipanggil penyidik Mapolda Metro Jaya, yang salah satunya adalah Anies sendiri. Anies diperiksa polisi selama kurang-lebih 9 jam lewat 33 pertanyaan, di mana rangkuman hasil pemeriksaan sebanyak 33 halaman.

Keempat, Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman memerintahkan personel TNI mencopot seluruh baliho, spanduk, dan sejenisnya yang memajang gambar Rizieq di berbagai tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun