Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Unggah Buku "How Democracies Die", What's Going On, Pak Anies?

22 November 2020   17:55 Diperbarui: 22 November 2020   18:17 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: twitter.com/aniesbaswedan | Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah foto dirinya sedang membaca buku

Kalau selama ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah sesuatu di media sosial tentang aktivitas harian biasa dan capaian prestasi Pemprov DKI Jakarta, hari ini (Minggu, 22/11/2020) berbeda. Begitu menarik untuk dianalisis bila ingin menemukan maknanya.

Unggahan Anies tersebut berisi sebuah foto dan sepenggal kalimat. Pada foto, Anies tampak sedang membaca buku berjudul "How Democracies Die", yang ditulis oleh dua profesor Universitas Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt.

Pada unggahan foto di 3 akun media sosialnya (Facebook, Instagram, dan Twitter), Anies menulis kalimat "Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi", yang barangkali tujuannya untuk menyapa publik. Namun, menyapa publik dengan mengunggah foto "unik" layak ditebak maksud lebihnya.

Apa sebenarnya isi buku yang dibaca Anies itu dan untuk apa ia memamerkannya ke publik? Adakah hubungannya dengan pernyataan JK beberapa waktu lalu? Sebelum saya mengulas terkaan jawabannya, ada baiknya kita tahu tentang buku tersebut.

Melansir KOMPAS.com (22/11), di mana selain menyajikan berita perihal unggahan Anies, di sana juga terdapat ringkasan isi buku. Buku yang dipegang Anies versi bahasa Inggris, tetapi sebenarnya sudah ada versi bahasa Indonesia setebal 288 halaman berjudul "Bagaimana Demokrasi Mati", yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2019.

Ringkasan bukunya adalah cerita bagaimana demokrasi di suatu negara mengalami kemunduran (mati) akibat terpilihnya banyak pemimpin otoriter, yang menyalahgunakan kekuasaan di pemerintahan untuk menindas total kaum oposisi.

Lewat buku tersebut, para pembaca diajak memahami gejala-gejala kematian demokrasi dan bagaimana cara mengantisipasinya agar tidak menjadi kenyataan di kemudian hari.

Salah satu gejalanya yakni lahirnya kekuasaan otoriter yang dapat mengancam pemerintah, partai politik, dan individu. Sementara mencegahnya dengan cara belajar dari pengalaman.

Pastinya buku yang dibaca dan dipamerkan Anies merupakan hasil karya hebat. Bisa bermanfaat bagi masyarakat, terutama mereka yang peduli kehidupan demokrasi. Maka, berbahagialah penerbit, sebab mungkin sebentar lagi stok buku akan segera habis.

What's going on, Pak Anies?

Apa yang sedang terjadi, Pak Anies? Mengapa Anda tiba-tiba memamerkan buku bacaan bagus ke publik? Bukankah bisa dibaca tanpa harus membuat publik berebut mencari buku yang belum tentu tersedia di rak toko itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun