"Multilateralism", satu kata kunci yang tidak lupa disisipkan Jokowi pada ucapan selamat. Ya, barangkali sama dengan para pemimpin negara lainnya, Jokowi berharap Biden mau mengajak semua negara untuk bekerjasama. Tidak boleh ada lagi sikut-menyikut, pilih-memilih kawan.
Dan ternyata, bukan cuma sekian nama tadi yang mengucapkan selamat kepada Biden-Harris. Masih ada lagi dan cukup mengagetkan. Dia adalah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dunia tahu Netanyahu merupakan sahabat baik Trump.
"Saya berharap dapat bekerja dengan Anda berdua untuk lebih memperkuat aliansi khusus antara AS dan Israel. Saya mengenal Anda sebagai teman baik Israel," tulis Netanyahu di Twitter.
Selain memberi selamat kepada Biden-Harris, Netanyahu juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Trump-Pence, atas kerjasama yang sudah terjalin selama ini. Di bawah kepemimpinan Trump, AS mengakui Yerusalem dan Golan, melawan Iran, dan segala kepentingan penting Israel diperjuangkan.
Tahukah Netanyahu jika Trump masih enggan mengakui kekalahan? Apakah maksudnya, Netanyahu sepakat dengan kemenangan Biden-Harris? Cuma beliau yang bisa menjawab. Tetapi dengan mengucapkan selamat, mestinya berarti setuju.
Lalu bagaimana pula dengan harapan Netanyahu mengenai "kerjasama" AS-Israel kepada Biden-Harris? Apakah seperti yang pernah diinisiasi dan diwujudkan Trump belakangan, di mana terlalu memihak Israel dan agak menekan Palestina?
Tentu dunia bisa menyaksikan di masa mendatang, usai Biden-Harris dilantik. Semoga politik luar negeri Biden-Harris lebih baik daripada yang dijalankan Trump-Pence.
Ketika Biden mengatakan, ia dan Harris akan menjadi presiden dan wakil presiden bagi semua warga AS tanpa terkecuali serta memperbaiki keadaan yang sempat terganggu akibat Pilpres, maka mestinya ia mengupayakan hal yang sama untuk seluruh negara di dunia. Semoga.
***