Sekali lagi, sebagian besar pendapatan para buruh sesungguhnya habis untuk memenuhi kebutuhan pokok atau primer. Sisanya mungkin dialokasikan untuk sekunder dan tersier. Itu pun kalau masih tersisa.
Bukan bermaksud pro terhadap pemerintah yang tidak menaikkan UMP dan UMK, tetapi sebaiknya para pekerja juga menuntut penurunan harga-harga sembako. Tidak berdemonstrasi terus-menerus menyuarakan kenaikan upah.
Keterjangkauan harga kebutuhan pokok lebih logis dan bermanfaat. Upah minimum naik tiap tahun, dan begitu pula harga sembako, buat apa? Dompet tebal dua-tiga hari, selanjutnya langsung kosong, itukah yang dimaksud sejahtera?
Salam!***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H