Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dulu Sempat Tersindir "Bangku Kosong", Kini Terawan Diundang WHO

5 November 2020   22:39 Diperbarui: 5 November 2020   22:51 1829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat dengan peristiwa heboh di jagat maya terkait Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto beberapa waktu lalu? Ya, belum lama, Terawan pernah menjadi bahan pembicaraan publik, sampai trending topic di media sosial, khususnya Twitter, karena dirinya ogah memenuhi undangan acara Najwa Shihab di sebuah stasiun televisi swasta.

Gara-gara batal hadir di acara bertajuk "Mata Najwa Menanti Terawan", Terawan akhirnya "dihadiahi" bangku kosong oleh Najwa. Maksudnya, Terawan disindir, di mana Najwa tetap melakukan wawancara, berbicara kepada bangku kosong yang sedianya disiapkan untuk Terawan duduk. Akibatnya, berhari-hari setelah acara pun, Terawan belum selesai jadi objek "bulan-bulanan".

Entah apa pertimbangan Terawan kala itu, sehingga meskipun sudah diundang berkali-kali, dirinya konsisten menolak hadir atau tidak menanggapi undangan Najwa. Sebagian pihak menilai keputusan Terawan tepat. Untuk apa datang jika tidak penting, karena terlihat hanya demi mengangkat popularitas Najwa dan acaranya.

Senada dengan sebagian pihak tadi, saya sendiri setuju atas sikap Terawan. Bagaimana mungkin mau hadir, sementara cara mengundang saja seperti "menelanjangi" Terawan? Tidak cukup lewat surat, undangan kepada Terawan juga disebar di media sosial, tak lupa "dibumbui" kalimat yang menurut saya tidak etis.

Selemah apa pun Terawan, dia adalah pejabat negara, pembantu Presiden Joko Widodo, dan representasi pemerintah. Maka, ketika diperlakukan seolah "pelaku kriminal" di acara televisi, kiranya agak keterlaluan. Ke mana Terawan pergi dan hadir, citra pemerintah melekat. Sila baca: Mbak Najwa, Dokter Terawan Itu Bukan "Terdakwa Buron".

Kita tinggalkan persoalan "bangku kosong", tidak penting lagi dibahas. Sebenarnya tujuan Najwa adalah agar Terawan berkenan menyampaikan kepada publik mengenai perkembangan update penanganan Covid-19 dan langkah-langkah strategis lain dalam menghentikan penyebaran wabah di tanah air.

Ada kabar terbaru, Terawan ternyata mendapat undangan dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) lewat surat, tertanggal 30 Oktober 2020.

WHO meminta Terawan untuk menjadi salah seorang narasumber di konferensi pers pada 6 November 2020. Surat undangan ditandatangani oleh Dr. Jaouad Mahjour (Assistant Director-General Emergency Preparedness, WHO).

Berikut surat WHO yang diterima Terawan:

halaman 1 | sumber gambar: kumparan.com
halaman 1 | sumber gambar: kumparan.com
halaman 2 | sumber gambar: kumparan.com
halaman 2 | sumber gambar: kumparan.com
Untuk apa Terawan diundang sebagai narasumber? Mewakili pemerintah Indonesia, Terawan diharapkan bisa berbagi pengalaman dan tips bagaimana Indonesia mampu mengendalikan Covid-19 kepada negara-negara lain.

Indonesia diakui cukup sukses menangani wabah, terbukti dengan semakin menurunnya jumlah kasus positif, rendahnya tingkat kematian, dan naiknya angka kesembuhan.

Menurut pengakuan Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Budi Hidayat, Indonesia telah menjadi satu di antara tiga negara yang bisa menaklukkan wabah.

"Alhamdullilah, Indonesia termasuk 3 negara yang berhasil merespons dan mengendalikan pandemi Covid-19," tutur Budi, Kamis (05/11/2020).

Mengapa harus Terawan dan bukan yang lain? Bukankah dirinya sempat diragukan publik? Apa pun pertanyaannya, jawabannya yakni karena ia adalah Menteri Kesehatan. Penerima mandat dari Presiden Jokowi untuk mengurus masalah kesehatan.

Betul, tidak semua raihan prestasi buah kehebatan Terawan. Sebab, banyak tim dan lembaga lain juga yang turut bahu-membahu membantu mengenyahkan wabah. Termasuk pula masyarakat yang peduli Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan mau taat protokol kesehatan.

Namun demikian, di bawah kendali Terawan dan dukungan Presiden Jokowi, Indonesia akhirnya diakui dunia. Manakala ada yang pernah berujar bahwa Terawan "bekerja dalam diam", sunyi senyap, pantas dianggap nyata.

Mudah-mudahan Terawan tidak lupa jadwal konferensi pers, sudah menyiapkan materi yang dibutuhkan WHO, dan kemudian tampil lebih gagah tanpa mengingat lagi peristiwa "bangku kosong". Kali ini, saya dorong beliau untuk hadir.

***

Referensi: [1] [2] [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun