Lawatan JK di Vatikan kiranya memuat banyak makna. Pertama, ia seakan mewakili masyarakat Indonesia (khususnya umat Katolik) mengunjungi Paus dan melayangkan "undangan lanjutan", meski secara lisan. Gara-gara Covid-19, Paus batal ke Indonesia (satu rangkaian kunjungan ke Timor Leste dan Papua New Guine), padahal direncanakan bisa berlangsung pada awal September lalu.
Makna berikutnya adalah, JK terpilih sebagai salah seorang anggota Dewan Juri Zayed Award for Human Fraternity sungguh sebuah pengakuan dan kehormatan besar bagi bangsa Indonesia. Paus dan Vatikan sangat memperhitungkan keberadaan Indonesia, bukan cuma karena berpenduduk mayoritas muslim, melainkan juga diyakini mampu menjadi pelopor kerukunan dan perdamaian.
Ketika Paus memilih Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo sebagai salah seorang penasihatnya di Vatikan pada Minggu, 1 September 2019 lalu (Suharyo dilantik pada Sabtu, 5 Oktober 2019), cukup memperjelas bahwa Indonesia memang penting bagi Vatikan dan dunia.
Selamat kepada JK dan Indonesia yang telah ikut ambil bagian dalam perhelatan Zayed Award for Human Fraternity. Semoga proses penjurian berlangsung lancar, peraih penghargaan terpilih objektif, dan kemudian bisa menginspirasi umat manusia.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H