Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dapat "Rapor Merah" di Awal Periode Kedua, Jokowi Sebaiknya Evaluasi Kabinet

21 Oktober 2020   22:06 Diperbarui: 21 Oktober 2020   22:19 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika komunikasi publik saja tidak memuaskan dari para pembantu presiden, lalu bagaimana dengan aspek-aspek lainnya, khususnya tupoksi mereka masing-masing? Bukankah bisa lebih mengkhawatirkan lagi?

Memang, 1 (satu) tahun di awal periode kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin belum dapat mewakili gambaran kinerja pemerintah yang terjadwal 5 (lima) tahun, di mana tersisa 4 (empat) tahun lagi.

Namun jika hal-hal buruk yang sudah mulai muncul tidak segera dibenahi, maka bukan tidak mungkin bakal merusak perjalanan dan catatan kinerja pemerintahan yang masih tersisa.

Sebaiknya Jokowi mau "memperlebar" lagi cakupan evaluasinya terhadap para menteri. Jangan terbatas pada masalah komunikasi publik, kalau sungguh ingin memanfaatkan momentum buruk Covid-19, "membajak krisis".

Krisis demi krisis yang tengah melanda akibat Covid-19 optimis berakhir manis kelak jika Jokowi dan jajarannya sungguh-sungguh bekerja keras, belajar dari pengalaman (kesalahan), tidak larut dalam kebingungan, dan mau memotivasi masyarakat untuk terus bangkit.

Sudahkah Jokowi tahu dan paham, siapa sajakah para pembantunya yang layak dipertahankan karena nyata andal "membajak"? Seharusnya, sudah. Ia sedianya tidak lagi "menggertak" dan "mengancam". Segera lakukan evaluasi kabinet, reshuffle anggota tim kerja.

Jokowi harus berani memberhentikan menteri dan wakil menteri yang cuma jadi "pajangan", payah berkomunikasi, dan nyaman berada di atas "mesin pembajak". Ia wajib mencari sosok yang lebih memenuhi kriteria ideal. Mengaku "tidak punya beban", maka ia juga mesti mampu menyingkirkan menteri "penambah beban".

Semoga Jokowi berniat melepaskan beban-bebannya yang tidak kelihatan, sehingga semakin nyaman "membajak" untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun