Ferdinand turut membantah jika sikapnya tidak ada hubungannya dengan kepentingan pribadi. Karena ia merasa dianggap sebagai "penjilat", maksudnya untuk mendapat jabatan atau kuasa di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kalau untuk jabatan atau kuasa, Ferdinand menyebutkan, seharusnya sedari dulu sudah bergabung di pemerintah, di mana sempat menjadi pendukung pasangan Jokowi-JK di Pilpres 2014, sebagai Ketua DPP Bara JP (Barisan Relawan Jokowi Presiden).
Maka dari itu, Ferdinand meminta agar tidak disebut "penjilat". Ia mengaku, dukungannya terhadap Jokowi saat ini serta pengesahan RUU Cipta Kerja semata untuk membela negara dan menghalau oknum yang ingin merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menanggapi sikap Ferdinand, sebagian netizen ada yang mencibir dan ada pula yang mendukung.
Baru kali inikah Ferdinand mengungkap "keberpihakannya" terhadap Jokowi? Tidak. Pada Pilpres 2019 lalu, ia pernah "memilih" Jokowi-Ma'ruf Amin, walaupun Demokrat berada di kubu pasangan Prabowo-Sandiaga. Ia keluar dari anggota koalisi pemenangan Pilpres.
Apa pun sikap yang diambil Ferdinand, semua merupakan hak pribadinya. Ia punya hitung-hitungan sendiri. Tegasnya, tidak ada yang abadi di dunia politik, bisa berubah kapan saja.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H