Pro dan kontra terkait pengesahaan RUU Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja (pada Senin, 5/10/2020) masih berlangsung hingga sekarang. Entah sampai kapan selesai, UU bagian dari Omnibus Law tersebut sudah "membelah rakyat" ke dalam dua kubu. Khusus di DPR RI , kubu pro diwakili 7 fraksi, sedangkan kubu kontra sebanyak 2 fraksi (Partai Demokrat dan PKS).
Meski Demokrat telah bersikap menolak pengesahaan RUU Cipta Kerja, ternyata ada salah seorang kadernya yang "membelot" dan memilih sikap berbeda.
Namanya Ferdinand Hutahaean, Ketua Biro Energi dan Sumber Daya Mineral Partai Demokrat periode 2020-2025. Di periode sebelumnya, Ferdinand menjabat sebagai Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Partai Demokrat.
Tampaknya Ferdinand adalah satu-satunya kader Demokrat yang "bandel", sebab belum ada kader lain yang sependapat dan sepaham dengannya. Semua tetap satu suara, menolak UU Cipta Kerja dan mendukung langkah buruh berdemonstrasi.
Saking bandelnya, ia berani menuliskan beberapa postingan di akun Twitter pribadinya (@FerdinandHaean3) untuk memperjelas sikap, bahkan juga rencana untuk keluar dari Demokrat.
Berikut salah satu cuitan Ferdinand pada hari ini, Minggu (11/10/2020), pukul 09.02 WIB, yaitu:
"Jadi kalau sekarang pun saya akan pergi dari Partai Demokrat, itu jg krn soal prinsip dan keyakinan politik, jalan politik kebangsaan yang sy yakini terlepas apakah saya salah atau benar dgn prinsip yang sy yakini. SAYA MEMUTUSKAN UNTUK PERGI DAN MENGUNDURKAN DIRI..!," tulis Ferdinand.
Benarkah Ferdinand punya rencana demikian? Ternyata, setelah dikonfirmasi, ia menegaskan bahwa cuitan dibuat sekadar "pengumuman", supaya publik tahu. Ia mengatakan, realisasinya akan dilakukan besok, Senin (12/10/2020), lewat surat pengunduran diri ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.
"Ya, dan memang besok saya akan memasukkan pengunduran diri saya secara resmi ke DPP Demokrat. Hari ini saya umumkan sikap itu agar publik tahu tentang sikap saya," kata Ferdinand.
Tentu publik tinggal menunggu, apakah Ferdinand betul mengundurkan diri atau tidak, umpamanya cuma sebatas "gertakan sambal", gurauan, atau lainnya. Pertanyaan selanjutnya, apa dasar dari sikap Ferdinand sehingga ia berani beda pilihan dengan partainya?
Sebelum mengumumkan rencana pengunduran diri, pada cuitannya, Ferdinand  menegaskan, pilihannya bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, melainkan demi kebaikan bangsa dan negara. Prinsip politik yang dipilih sesuai hati nuraninya.