Menurut penulis, sikap dan tanggapan Moeldoko amat tepat. Mengapa? Karena bukan misi politik Gatot dan kawan-kawan di masa depanlah yang dikhawatirkan, entah berkaitan dengan suksesi kepemimpinan nasional di 2024 atau bukan, melainkan soal kesuksesan bersama dalam memerangi pandemi Covid-19.
Melakukan deklarasi dan kegiatan lainnya yang mengerahkan massa tidak pantas di saat pandemi ini. Setiap orang punya tanggungjawab untuk menyelamatkan sesamanya dari paparan Covid-19, termasuk Gatot. Kemudian, mengajak orang menonton film peristiwa G30S/PKI secara bergerombol justru memperparah keadaan.
Penulis sebenarnya malah ingin sekali agar pemerintah (dalam hal ini Presiden Joko Widodo) meluangkan waktu "memanggil" Gatot untuk memberi klarifikasi, mengapa begitu getol menyuarakan  keberadaan "PKI atau komunis gaya baru".
Benarkah "hantu" PKI sudah bangkit atau memang sekadar khayalan? Jika benar, maka tentu sudah menjadi tugas Gatot (sebagai mantan Panglima TNI) membantu pemerintah melenyapkan "hantu menakutkan" itu. Bukan membiarkannya bergentayangan yang akhirnya meresahkan publik.
Peringatan pemerintah yang diwakili Moeldoko terhadap Gatot dan kawan-kawan bukanlah ancaman, tetapi bentuk perhatian. Ya, supaya aksi KAMI konsisten berada di jalur tepat dan tidak merugikan orang banyak. Sekian.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H