Bulan Agustus 2020 bisa dikatakan sebagai "Bulan Deklarasi Politik". Betapa tidak, pada bulan ini kurang-lebih ada 3 (tiga) deklarasi yang dilakukan beberapa tokoh untuk kepentingan politik mereka di masa depan. Sedikit terbaca, dalam menyongsong pesta demokrasi nasional di Pemilu 20204.
Antara lain, deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) oleh Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Rochmad Wahab, dan kawan-kawan; deklarasi pencapresan di Pilpres 2024 oleh Giring Ganesha (Pelaksana Tugas Ketua Umum PSI); dan deklarasi pembentukan partai politik baru oleh Amien Rais (Pendiri PAN).
Meskipun deklarasi partai baru Amien sedang diproses, di mana akan dilakukan pada Desember 2020, namun mengumumkannya ke publik juga sebenarnya sudah termasuk deklarasi. Artinya, deklarasi bahwa akan ada deklarasi.
Bersama loyalisnya, Agung Mozin, Amien berencana membentuk partai dengan nama "PAN Reformasi". Alasannya, Amien sudah tidak nyaman lagi berada di PAN, sebab Zulkifli Hasan (ketua umum) berkeinginan membawa partai ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Kemudian, Amien juga kecewa terhadap partai-partai, khususnya PAN, yang tidak lagi menyuarakan dan memihak kepentingan rakyat. Disebutnya, masing-masing partai rela "melacur" dan mencoba merapat ke pemerintah agar diberi logistik.
Dan hal lain yang paling membuat Amien serius mendirikan partai baru yaitu, ia merasa tidak dianggap lagi di PAN, bahkan sudah dicoret dari kepengurusan. Maka dari itu, Amien bersama para loyalisnya menggagas PAN Reformasi.
Baca: Membaca Misi Amien Rais bersama Partai Barunya, PAN Reformasi
Di atas, saya menuliskan "jika jadi direformasi", mengapa? Sebab, meski sebelumnya (pada artikel lain) saya menduga PAN Reformasi sengaja dan serius dibuat untuk mengakomodir para aktivis KAMI (salah satunya Gatot Nurmantyo), namun tampaknya ada kemungkinan lain.
Yaitu, rencana pembentukan partai baru oleh Amien hanyalah "gertak sambal" terhadap para pengurus PAN, terutama Zulkifli. Amien berharap Zulkifli mau "bertobat" dan mengurungkan niatnya membawa PAN masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Diakui Amien atau tidak, sebenarnya PAN ingin ia posisikan sebagai "oposisi sungguhan" bagi pemerintah. Lalu ia akan melakukan berbagai cara agar konsisten mendapat tempat terhormat, dielu-elukan, dan didengarkan di partai itu. Tegasnya, ia tidak mau PAN keluar dari genggamannya.
Amien "menggertak" Zulkifli dengan "hantu" partai baru. Apakah Zulkifli bakal takut dan akhirnya kembali ke "jalan yang benar", jalannya Amien? Mari kita tunggu reaksi Zulkifli. Kemungkinannya tetap dua, takut atau tidak takut. Mudah-mudahan "magnet" di kabinet tidak menambah keberanian Zulkifli.
Apakah "medan magnet" di kabinet begitu kuat untuk menarik kencang Zulkifli? Rasanya demikian. Istana cukup menawan. Zulkifli akan berani mengambil keputusan yang tidak disukai Amien. Bukankah Amien sendiri mengaku sudah dicoret dari PAN?
Jika Zulkifli betul menantang Amien (dengan masuk kabinet), maka hampir pasti, PAN Reformasi dideklarasi pada Desember 2020. Mengapa Amien memilih Desember? Mungkin ia sudah membaca sinyal reshuffle, yang bisa terjadi sebelum Desember.
Dan bila PAN Reformasi lahir, maka seperti dugaan saya, para aktivis KAMI langsung merapat. Bukankah Agung salah seorang deklarator? Ia akan menarik sebanyak mungkin aktivis KAMI untuk bergabung, salah satunya Gatot.
Lalu bagaimana nasib PAN pimpinan Zulkifli? Ya, persis dengan yang dialami Partai Golkar dan PKS. Terpecah-belah. Partai Golkar melahirkan Partai Gerindra, Partai Hanura, Partai Nasdem, dan Partai Berkarya. Sementara PKS menelurkan Partai Gelora.
Semua loyalis Amien bakal masuk PAN Reformasi. Sedangkan Zulkifli dan kawan-kawan, tentu akan terus setia menjaga rumah mereka, PAN. Harapannya, PAN nantinya bisa seperti Partai Golkar. Meskipun dipecah dan ditinggal, partai itu selalu eksis, tetap melebihi "anak-anaknya".
Selanjutnya, dengan terbentuknya PAN Reformasi, Amien bakal mendapat peneguhan untuk kesekian kalinya sebagai "Bapak Reformasi", karena dirinya berhasil mereformasi partai yang ia dirikan di zaman reformasi.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H