Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus mantan vokalis grup band Nidji, Giring Ganesha Djumaryo atau yang akrab dipanggil Giring Nidji dikabarkan telah mendeklarasikan diri menjadi calon presiden di Pilpres 2024.
Perlu diketahui, saat ini Giring juga sedang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSI, menggantikan Grace Natalie yang sibuk menjalankan studi S-2 di Lee Kuan Yew School of Public Policy, NUS, Singapura.
Grace akan menyelesaikan studi selama satu tahun. Artinya masa jabatan Giring sebagai Plt akan berakhir ketika Grace kembali ke Indonesia. Selanjutnya, terserah Grace dan PSI. Giring dinilai berpengalaman dan kreatif, itulah alasan mengapa ia dipilih.
"Iya betul (Giring ditunjuk sebagai Plt Ketua Umum PSI), selama saya studi S-2 di Lee Kuan Yew School of Public Policy, NUS. Pengalaman berjuang bersama di PSI selama beberapa tahun terakhir menjadi pertimbangan. Bro Giring juga bisa mewakili sosok anak muda kreatif," ujar Grace, Senin (17/8/2020).
Menjadi Plt dan langsung deklarasi sebagai capres, Giring menegaskan keinginannya lewat konferensi pers virtual pada Senin, 24 Agustus 2020, setelah baliho yang memampang dirinya sebagai capres viral atau tersebar luas di media.
"Ya, saya memang mencalonkan diri menjadi calon presiden Republik Indonesia di 2024. Saya sadar ini enggak mudah. Saya terjun ke politik saat banyak anak muda enggak suka, sinis, atau pesimis pada politik," kata Giring dalam konferensi pers virtual, Senin (24/8/2020).
Pria berusia 37 tahun (lahir di Jakarta, 14 Juli 1983) itu mengaku pencapresannya hanya bermodalkan semangat dan mimpir besar. Ia dan PSI ingin anak-anak muda mengisi ruang politik di 2024, berani keluar dari zona nyaman dan optimis bisa memimpin Indonesia kelak.
"Modal apa sih, wong PSI kemarin juga belum lolos PT (parliamentary threshold)? Yang jelas satu, modal kita adalah anak-anak muda yang terus berjuang bersama kita PSI. Modal kita itu semangat. Modal kita adalah mimpi besar bahwa memang sudah saatnya anak muda yang memimpin bangsa ini," ungkap Giring.
Seperti diketahui, pada Pemilu 2019 lalu, perolehan suara nasional PSI berada di urutan ke-12 dari 17 partai politik, yakni sebanyak 2.650.361 suara atau 1,89 persen. Ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen tidak terpenuhi, sehingga tak satu pun kader yang berhasil melenggang ke Senayan.
Termasuk Giring yang sempat mencalonkan diri sebagai anggota parlemen dan mendapat jumlah suara yang cukup lumayan sebanyak 47.069 di Dapil I Jawa Barat (meliputi Bandung dan Cimahi), tetap gagal memenuhi harapan PSI.
Apakah pasangan dari Cynthia Riza tersebut turut didukung oleh partai politik lain? Apa alasan dan pertimbangan PSI sehingga mengafirmasi pencapresan?
Soal ada tidaknya partai politik lain yang mendukung, Giring enggan menyebutkan nama. Yang jelas, di samping direstui oleh Presiden Joko Widodo, ia juga mengaku mendapat dukungan dan semangat dari beberapa partai politik.
"Saya tidak menyebutkan nama, tapi dari beberapa partai politik lain sudah memberikan dukungan dan semangatnya. Ada yang dari partai merah, ada yang dari partai kuning, ada juga yang dari partai biru dan lainnya," terang Giring.
Lalu, mewakili para pengurus dan anggota, Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni menyebutkan Giring berhak ikut capres karena dijamin konstitusi. Ia juga menilai Giring sosok teladan lantaran keluar dari zona nyaman di dunia musik dan terjun ke politik.
"Maju menjadi presiden merupakan hak konstitusional setiap warga negara Indonesia. Bro Giring sebagai warga negara tentu memiliki hak yang sama dengan tokoh-tokoh atau anak bangsa yang lain di republik ini. Giring Ganesha juga teladan bagi banyak anak muda," papar Antoni, Senin (24/8/2020).
Memimpin PSI untuk sementara waktu dan berniat menjadi presiden, Giring seolah menggiring diri agar digiring? Apa yang dibaca Giring dan partainya ke depan?
Separuh jumlah pemilih di Pemilu 2024 adalah anak muda. Itulah yang membuat Giring termotivasi menggiring diri bersama PSI dan berharap mimpinya terwujud. Ia ingin tampil sebagai salah seorang calon petarung di perhelatan Pilpres 2024.
Pilpres 2024 masih jauh dan jabatannya di PSI sebatas Plt Ketua Umum, mengapa Giring terlalu cepat mendeklarasikan diri? Benarkah dugaan sebagian pihak bahwa deklarasinya hanya sensasi, gimik politik untuk menjual nama PSI supaya mendapat atensi publik?
Bisa benar, bisa tidak. Sebab yang paling tahu semua itu adalah PSI dan Giring sendiri. Apakah benar semata demi mendongkrak pamor partai agar konsisten eksis (tidak redup karena ditinggal sementara oleh Grace), atau memang Giring sungguh sedang disiapkan sebagai capres.
Bila hanya sekadar gimik atau cari pamor pun sebenarnya wajar dilakukan PSI dan Giring. Semua partai politik sering melakukan hal yang sama meski dengan cara berbeda. Eksistensi partai mesti diupayakan. Jika tidak, maka jangan harap publik mengingatnya.
Selanjutnya, mengenai deklarasi Giring yang ternilai terburu-buru, bukankah justru lebih mantap dan inspiratif ketimbang aksi serupa yang dilakukan oleh mereka-mereka yang juga berniat jadi capres ke depan?
Mayoritas publik tahu, saat ini ada banyak tokoh politik dan profesional yang membidik kursi RI-1 di Pilpres 2024. Cuma sebagian besar di antara para tokoh itu tidak seberani Giring, cenderung malu-malu, dan bahkan salah mengambil posisi.
Sebut saja, mantan Panglima TNI 2015-2017, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Arah kepentingan politiknya sama dengan Giring, ingin menjadi capres, walaupun tidak dinyatakan terbuka.
Lewat ucapan dan aksinya di perkumpulan (misalnya di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia), Gatot jelas memiliki tujuan yang mengarah pada suksesi Pilpres 2024.
Mengapa Gatot tidak "sejantan" Giring untuk terjun ke dunia politik? Mengapa harus malu-malu dan tidak berani mendeklarasikan diri sebagai capres pilihan KAMI? Bukankah menjadi capres merupakan hak dan dijamin konstitusi?
Tentu masing-masing pribadi punya strategi berbeda dalam meraih impian. Namun, setidaknya Giring sudah menapak langkah dan mengambil posisi jelas dibanding Gatot. Giring sudah terjun melompat, sementara Gatot baru mempersiapkan ancang-ancang.
Tidak ada yang tahu persis, siapa yang bakal memenangi pertarungan Pilpres 2024. Apakah Giring, Gatot, Prabowo, Anies, Ganjar, Puan, dan lainnya. Akan tetapi, alangkah baiknya jika persiapan sudah dimulai dari sekarang serta memastikan titik bertolak tidak salah.
Di samping berani terjun ke dunia politik dan mendeklarasikan diri sebagai capres, hal inspiratif berikutnya dari Giring adalah, ia dan partainya terus berupaya membakar semangat kaum muda untuk mau ikut "berkubang" mengurus negara.
Kaum muda harus optimis membawa perubahan. Tidak peduli menang atau kalah di arena pertarungan, yang penting terus berjuang. Begitulah sikap yang dipegang teguh PSI dan Giring sampai sekarang, meskipun misi di Pemilu 2019 silam sirna.
Selamat atas deklarasinya, Bro Giring! Menang di Pilpres 2024 hanyalah bonus perjuangan. Semangat dan optimisme yang paling penting. Semoga anak-anak muda lain terinspirasi.
***
Pustaka: [1] [2] [3] [4] [5] [6]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H