Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Andai Gatot Mau Tetap "Intim" Dulu ke Jokowi, Mungkin...

21 Agustus 2020   17:16 Diperbarui: 21 Agustus 2020   17:27 2968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Presiden Joko Widodo | Sumber gambar: idntimes.com

Namun menurut penulis, jika memang Gatot ingin berpolitik dan punya misi yang lebih besar ke depan, mestinya ia tidak terlalu terburu-buru. Bagaimana mungkin dirinya yang belum lama berhenti sebagai Panglima TNI, dalam waktu cepat 'berseberangan" dengan Presiden Jokowi?

Maksudnya begini, mengapa Gatot tidak merangkai langkah-langkahnya dari bawah dan mencoba untuk tetap "patuh" terhadap pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi selaku mantan atasan tertingginya?

Mengapa Gatot tidak mengikuti langkah Moeldoko (mantan Panglima TNI) dan Tito Karnavian (mantan Kapolri) yang dengan rendah hati mau "mengekor" Presiden Jokowi terlebih dahulu?

Bukankah Moeldoko dan Tito kelak tetap punya kesempatan mengejar mimpi seusai "magang" di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi? Sekarang Moeldoko dipercaya sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dan Tito sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Selaku mantan Panglima TNI, Gatot seharusnya tidak "menganggur" dan terkesan terbuang. Bukankah dirinya pernah menjadi "bawahan" Presiden Jokowi? Mengapa tidak dikaryakan lagi seperti Moeldoko dan Tito?

Kalau pun bukan anggota kabinet pemerintahan, setidaknya Gatot diberi jabatan baru oleh Presiden Jokowi. Misalnya jadi komisaris di perusahaan BUMN atau sebagai duta besar.

Betul, tidak ada kewajiban bagi para purnawirawan berpangkat jenderal masuk kabinet atau menjabat posisi tinggi di pemerintahan. Sama, presiden juga tidak wajib menghimpun mereka ke dalam "ketiaknya".

Akan tetapi, "nasib terbuang" jarang terjadi kepada para mantan Panglima TNI dan Kapolri, khususnya di masa kepemimpinan Presiden Jokowi. Cuma Gatot yang dibiarkan mencari jalannya sendiri.

Bayangkan saja, berhembus kembali isu reshuffle, dan salah satu kabar yang didapat Indonesia Police Watch (IPW) adalah, bahwa setelah pensiun, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (panglima TNI sekarang) bakal masuk kabinet. Hadi diprediksi jadi Menteri Pertahanan (sila klik).

Kapankah Gatot ditarik membantu Presiden Jokowi? Mengapa ia dibiarkan terbuang dan akhirnya melampiaskan energinya dengan cara mengikuti berbagai perkumpulan aktivis?

Melihat perkembangan, tampaknya memang Presiden Jokowi tidak berminat merangkul Gatot. Mantan pendukung Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 itu betul-betul "dilepasliarkan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun