Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muhadjir Effendy, Sertifikasi Pranikah, dan Nikah "Beda Nasib"

5 Agustus 2020   18:01 Diperbarui: 5 Agustus 2020   17:56 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy | Gambar: KOMPAS.com/ Kristianto Purnomo

Baca: Siap-siap! Mulai 2020 Anda Harus Ikut Sertifikasi Supaya Bisa Menikah

Atau mungkin bukan bumi yang 'menelan', melainkan dihambat oleh pandemi Covid-19. Kita tahu bahwa semua daya yang dimiliki pemerintah diarahkan untuk mengatasi dampak pandemi.

Mari berpikir positif, tahun 2020 masih tersisa 4 (empat) bulan lagi. Seandainya pun tidak bisa dipaksakan dimulai tahun ini, barangkali sertifikasi pranikah mau digeser pelaksanaannya ke tahun depan.

Semoga saja tetap dilaksanakan. Jika tidak, maka nasibnya akan menjadi sama seperti program Belajar Sehari Penuh di Sekolah. Gagal dan tinggal kenangan. Penggagasnya juga sama, Muhadjir.

Di atas tadi ada pertanyaan: Apakah bimbingan atau kursus pranikah dan pengentasan kemiskinan saling berkaitan? Agaknya demikian. Sepertinya program pengentasan kemiskinan menjadi bagian dari "kurikulum" atau materi kursus pranikah.

Soalnya pada November 2019 lalu, Muhadjir pernah memperjelas bahwa, salah satu materi kursus pranikah adalah pengetahuan mengenai ketahanan ekonomi bagi pasangan calon suami-istri.

"Dalam bimbingan pranikah ini bukan hanya pembekalan dalam bidang kesehatan reproduksi, agama, ketahanan ekonomi keluarga tetapi juga penguatan ideologi Pancasila dalam keluarga," tutur Muhadjir (Selasa, 26 November 2019).

Baca: Bimbingan Pranikah, Menteri Muhadjir: Penguatan Ekonomi dan Pancasila

Pertanyaannya, dengan cara apa bimbingan ketahanan ekonomi keluarga disampaikan? Bukankah kursus pranikah belum jelas kapan dilaksanakan? Dan ternyata, meskipun kursus pranikah masih tertunda, Muhadjir sudah membocorkan salah satu materi bimbingan. Apa itu?

Belum terungkap apakah bakal tertuang betul dalam materi pembekalan kursus pranikah, Muhadjir diketahui telah 2 (dua) kali mengungkap sebuah "tips jitu" yang mesti dipertimbangkan oleh mereka yang hendak menikah. Pertama kali disampaikan pada Februari 2020, dan terakhir pada Agustus 2020.

Muhadjir berharap pernikahan tidak menjadi penyebab bertambahnya jumlah kemiskinan di Indonesia. Maka, menegaskan pernyataannya pada Februari 2020 lalu, kemarin (Selasa, 4 Agustus 2020), Muhadjir kembali meminta agar tidak terjadi pernikahan antara keluarga miskin.

Sesama keluarga miskin mestinya tidak ber-besanan. Itu harapan Muhadjir. Beliau menyebut jumlah rumah tangga miskin di Indonesia meningkat lantaran keluarga miskin menikah dengan keluarga miskin lain, sehingga memunculkan rumah tangga miskin baru.

"Sesama keluarga miskin besanan kemudian lahirlah keluarga miskin baru," kata Muhadjir di acara webinar yang digelar Kowani. Sila klik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun