Tampaknya memang demikian. Para penghuni gedung sekolah rusak terpaksa memendam asanya paling singkat hingga awal 2021. Dan semoga saja betul diakomodir kelak, anggaran rehabilitasi tidak dicoret lagi.
Hikmah dari semua ini adalah betapa pentingnya kemampuan (dan kemauan) untuk membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Mana prioritas dan mana pula sampingan.
Namun sekali lagi, seperti apa dan bagaimana birokrasi ke depan, sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan wajib direnovasi atau direhabilitasi. Keselamatan, keamanan dan kenyamanan para penghuni sekolah merupakan prioritas.
***
Referensi berita: KOMPAS.com [1] [2] [3]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!