Putri Tanjung lahir di Jakarta pada 22 September 1996 (usia 23 tahun), anak sulung dari pasangan Chairul Tanjung alias CT (ayah) dan Anita Ratnasari (ibu). Pada Mei lalu, dia baru saja diwisuda dengan gelar sarjana (S-1) jurusan Multimedia Communication di Academy of Arts San Fransisco, Amerika Serikat.
Ada yang belum kenal CT? Mestinya tidak. CT pernah bergabung di kabinet pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu sebagai pelaksana tugas Menteri ESDM (11 September 2014-20 Oktober 2014), pelaksana tugas Menteri Kehutanan (1 Oktober 2014-20 Oktober 2014), dan Menko Perekonomian (19 Mei 2014-20 Oktober 2014).
CT merupakan pengusaha kelas kakap Indonesia dan termasuk sebagai salah satu orang terkaya di dunia versi majalah Forbes. Saat ini total kekayaannya mencapai 3,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 54,4 triliun, plus rumah mewah seharga Rp 185 miliar.
Bisnis CT menggurita, mulai dari sektor finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam. Bagi yang pernah atau sering berbelanja di Carefour, ketahuilah bahwa salah seorang pemiliknya adalah CT (menguasai saham 40 persen lebih).
CT memiliki puluhan perusahaan di bawah naungan CT Corp, yang terbagi tiga sub holding antara lain Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources. Selengkapnya sila baca di sini.
Di usia belia, Putri sudah terlatih hidup mandiri serta mengasah kemampuan leadership dan manajerial. Dia mengambil keputusan untuk mengikuti jejak ayahnya yang mendirikan usaha dari nol. Saat ini dia menjabat CEO PT Visi Muda Kreatif (Creativepreneur) dan terlibat di berbagai kegiatan social campaign.
Semasa sekolah, atau tepatnya saat SMP, Putri ternyata sudah menyibukkan diri di berbagai organisasi di sekolahnya. Bukan cuma itu, pada usia 15 tahun dia sudah berani membuka bisnis event organizer (EO) berlabel El Paradiso bersama 2 orang temannya. Ya membuat acara-acara di sekolah.
"Aku sebenarnya masih belajar dan masih banyak yang harus dipelajari. Cuma aku mulai bisnis itu dari usia 15 tahun yakni mulai bikin EO kecil-kecilan seperti birthday party," tutur Putri.
Tentu sebagian dari kita pasti menduga bahwa modal awal Putri membuka bisnisnya akan dengan mudah didapat. Dia bisa meminta uang ayahnya yang melimpah ruah. Tetapi faktanya tidak demikian. Putri dipaksa mencari modal sendiri karena ayahnya tidak memberikan uang sepeser pun.
"Jadi kalau kamu mau berkarya bikin bisnis cuma satu, bapak nggak akan kasih uang sepeser pun. Dan kamu nggak boleh minta sponsor ke mana-mana perusahaan bapak jadi kamu harus bisa sendiri," kata Putri, menirukan ucapan yang pernah disampaikan ayahnya.