Salah satu pos rencana APBD 2020 DKI Jakarta yang sampai sekarang masih dipersoalkan publik adalah anggaran untuk membayar para anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Anggota TGUPP diketahui sebanyak 73 orang dan uang untuk menggaji mereka meningkat setiap tahunnya.
Dari segi jumlah formasi saja ternilai tidak wajar, apalagi anggaran yang digelontorkan makin fantastis. Publik tentu masih ingat awal terbentuknya TGUPP yaitu pada masa Joko Widodo (Jokowi) jadi gubernur, dilanjutkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Djarot Saiful Hidayat hingga Anies Baswedaan saat ini.
TGUPP dibentuk pertama kalinya sesuai Peraturan Gubernur Nomor 83 Tahun 2013 dengan jumlah 9 orang. Kemudian jumlahnya meningkat menjadi 11 orang menurut Peraturan Gubernur Nomor 163 Tahun 2015. Selanjutnya berubah lagi jadi 15 orang berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 411 Tahun 2016.
Perlu diketahui, sepanjang tiga kali perubahan jumlah di atas, anggaran untuk membayar anggota TGUPP murni berasal dari tunjangan operasional gubernur, bukan dari APBD.
Sementara di zaman Anies, jumlah anggota TGUPP melonjak drastis sehingga berpengaruh juga terhadap besaran anggaran. Sumber anggaran pun tidak lagi dari tunjangan operasional gubernur, melainkan dari APBD.
Atas dasar apa Anies merekrut 73 anggota TGUPP (bertambah 58 orang)? Hanya beliau yang tahu. Namun banyak informasi mengungkap bahwa mayoritas anggota TGUPP adalah mantan tim sukses Anies-Sandiaga pada Pilkada 2017.
Kalau pada zaman Jokowi, Ahok dan Djarot anggaran TGUPP murni dari tunjangan operasional, hal itu tidak menjadi soal. Dana operasional merupakan hak penuh seorang gubernur, yang penggunaannya dilakukan secara bebas.
Sekarang, Anies mengambilnya dari APBD, dan mestinya transparan. Mengapa harus 73 orang, berapa gajinya dan siapa saja anggotanya wajib dibeberkan ke publik atau warga DKI Jakarta.
Sejak menjabat gubernur, Anies sudah empat kali menaikkan jumlah anggaran TGUPP yang berasal dari APBD. Masing-masing di antaranya, Rp 1 miliar dari APBD-P 2017, Rp 16,2 miliar dari APBD-P 2018, Rp 18,99 miliar dari APBD-P 2019, dan rencananya Rp 21 miliar dari APBD 2020 (sebelumnya diusulkan Rp 26,5 miliar).
Atas dasar apa Anies merekrut puluhan orang anggota TGUPP, apakah sesuai kebutuhan kerja atau memang sekadar menampung mantan tim sukses? Mengapa pula gaji mereka tidak diambil dari tunjangan operasional gubernur?Â
Namanya "Tim Gubernur", harusnya dibayar oleh gubernur, bukan dari APBD yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain. Bukankah sekarang Anies tiap bulan mendapat tunjangan sebesar Rp 4,04 miliar di luar gaji? Mengapa tunjangan besar itu tidak dipakai untuk membayar TGUPP?
Sila baca: Setahun Tanpa Wakil, Tunjangan Operasional Anies Fantastis!
Mempertanyakan jumlah anggota TGUPP dan anggaran yang mereka butuhkan kiranya sulit terjawab memuaskan. Semuanya pasti bermuara pada peraturan gubernur dan persetujuan anggota DPRD DKI Jakarta.
Lalu bagaimana pula dengan identitas dari 73 anggota TGUPP, di mana separuh dari jumlah itu tidak diketahui nama-namanya? Persisnya, ada 39 anggota TGUPP yang misterius alias hanya gubernur yang tahu nama-namanya.
Kemudian, Oegroseno, Nursyahbani Katjasungkana, Bani Pamungkas, Achmad Izzul Waro, Tatak Prapti Ujiyati, Aria Suyudi, Fitriani Ahlan Sjarif, Fazlur Rahman Hassan, Patrya Pratama, Ade Chandra, Herry Dharmawan, Angga Putra Fidrian, Haldi Zusrijan Panjaitan, Jago Anggara, dan Fathania Queen Genisha.
Selanjutnya Alam Medina Muhammad, Belathea Chastine Hutauruk, Fransisca Yultranennyo Manopo, Ichwan Dwi Saputra, Putri Pandora, Muhammad Imam Adli, dan Arini Dyah Septiana.
Siapakah nama-nama 38 orang misterius itu? Mengapa disebut hanya gubernur yang tahu? Bukankah mereka dibayar dari APBD yang sumbernya dari kontribusi (pajak) warga DKI Jakarta?
Demi transparansi, di samping diberi alasan mengapa jumlah anggota TGUPP yang mencapai 73 orang dan APBD yang digelontorkan Rp 21 miliar, publik juga berhak tahu siapa saja yang mereka yang direkrut Anies.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H