Sebelumnya ada tiga presiden yang sudah mendahului almarhum berpulang ke pangkuan Sang Khalik, yaitu Soekarno (presiden pertama), Soeharto (presiden kedua) dan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (presiden keempat).
Soekarno yang meninggal dunia pada 21 Juni 1970 dimakamkan di Blitar (Jawa Timur), Soeharto yang meninggal dunia pada 27 Januari 2008 dimakamkan di Astana Giribangun di Karanganyar (Jawa Tengah), sedangkan Gus Dur yang meninggal dunia pada 30 Desember 2009 dimakamkan di kompleks pemakaman Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang (Jawa Timur).
'Ngototnya' almarhum supaya dimakamkan di TMP Kalibata bukan tak berdasar. Alasannya karena tidak ingin jauh dari isteri yang sangat dicintainya, Ainun.
Ainun diputuskan dimakamkan di TMP Kalibata karena semasa hidup pernah mendapat tiga Bintang Mahaputera: Bintang Mahaputra Adipurna (28 Mei 1998), Bintang Mahaputera Utama (12 Agustus 1982), dan Bintang Mahaputra Adipradana (6 Agustus 1998).
Ketika negara meminta agar Ainun dimakamkan di TMP Kalibata, almarhum bersedia asalkan suatu saat bila meninggal dunia, beliau dimakamkan juga di sana.
"Saya buat persyaratan, tidak mau istri saya dimakamkan di TMP Kalibata kalau saya tidak di sebelahnya. Kalau tidak, tidak usah. Saya tahu dia (Ainun) di kavling 121 di TMP Kalibata. Di Kavling 120 kosong, (itu) tempat saya nanti," ucap almarhum saat masih hidup, Juni 2016.
Akhirnya almarhum pun dimakamkan juga di TMP Kalibata hari ini (Kamis, 12 September 2019), sesuai permintaannya kepada negara serta bukti cinta sejatinya kepada Ainun.
Selamat jalan, Pak Habibie. Semoga damai di sisi Tuhan bersama Bu Ainun. Seluruh rakyat Indonesia akan terus mengenang jasa dan karya-karya bapak. Amin.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H