"Saya sudah lihat polemik tentang lahan (Prabowo di Kaltim). Memang kita (Prabowo) punya lahan (di sana). Apa gara-gara ada lahan itu jadi salah? Kan enggak juga. Saya pikir kita tidak akan pernah menanggapi itu karena lahan itu sudah ada sebelum ada rencana pemindahan ibu kota. Saya rasa enggak. Pak Presiden ( Jokowi) punya pemikiran lebih besar dari itu. Tapi sekalipun, tak ada apa-apanya bagi kami, demi bangsa dan negara kalau diminta lahan kami pun Pak Prabowo pasti mau," kata Edhy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (Selasa, 27 Agustus 2019).
Di samping Rupang dan Edhy, ternyata Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan turut memperjelas keberadaan lahan milik Prabowo. Dahlan menyampaikan bahwa dulu kawasan yang kini dikuasai Prabowo pernah diberikan kepada perusahaan asal Amerika Serikat yang berpusat di Oregon, bernama International Timber Corporation Indonesia (ITCI).
"Ketika kawasan itu masih hutan pernah disebut sebagai kawasan emas hijau. Kayunya menghasilkan dolar tidak henti-hentinya. Kayu-kayu besar ditebang. Diekspor dalam bentuk gelondongan. Lewat teluk itu. Tentu sudah tidak ada lagi hutan itu di sana. Juga tidak ada lagi ITCI. Pemilik perusahaan itu sudah bukan orang Amerika lagi. Sudah berganti orang Indonesia. Namanya Prabowo Subianto," ungkap Dahlan, seperti yang dirilis di laman disway.id, Selasa (27/8/2019).
Dahlan menambahkan, wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara berada persis di bekas Hak Pengusahaan Hutan ITCI. Wah, faktanya semakin tersingkap jelas dan rasanya sulit dibantah. Kesimpulannya, lokasi ibu kota baru terletak di lahan milik Prabowo.Â
Apakah ada hubungannya dengan 'singgungan' saat debat ke-2 Pilpres 2019? Apakah keputusan Jokowi menyiratkan maksud untuk "merebut" kembali lahan Prabowo ke pangkuan negara? Apakah benar pula di baliknya ada kesepakatan kompensasi politik?
Saya dan Anda para pembaca belum berhak memberi jawabannya. Kita tunggu saja perkembangan terbaru. Mudah-mudahan saja pemindahan ibu kota murni untuk tujuan mulia yakni mengurai berbagai persoalan yang dihadapi negeri ini.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H