Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Habis "Getah Getih" Terbitlah "Batu Bronjong" di Ibu Kota

21 Agustus 2019   20:42 Diperbarui: 24 Agustus 2019   14:04 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instalasi Gabion (Bronjong) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019) | KOMPAS.com/ CYNTHIA LOVA

Ada yang masih ingat instalasi bambu "Getah Getih" yang sempat terpasang selama 11 bulan di Bundaran Hotel Indonesia (Bundaran HI) Jakarta dan kemudian dibongkar pada 17 Juli 2019 lalu?

Bagi yang lupa, sila baca "Instalasi Bambu "Getah Getih" Seharga Rp 550 Juta Dibongkar". Hiasan yang menelan biaya Rp 550 juta tersebut kini sudah ada penggantinya loh. Dijamin bakal kokoh dan usianya lebih lama dibanding "Getah Getih" karena berbahan dasar batu.

Namanya adalah "Gabion" atau Batu Bronjong. Mengapa disebut demikian karena memang instalasi terbaru itu terbuat dari bebatuan bronjong yang ukurannya bervariasi.

Bebatuan ditumpuk atau disusun tinggi dan dipagari dengan besi, dibentuk menjadi tiga pilar yang ukurannya berbeda-beda. Ada yang berukuran 2 meter, 1,8 meter dan 1,5 meter. Jadi artinya ada sebanyak tiga instalasi.

Di atas masing-masing instalasi ditanami dedaunan dan bunga berwarna-warni. Sedangkan di bawah instalasi diletakkan beberapa bebatuan besar dan di sekelilingnya ditanami bougenville, lolipop, lidah mertua, alang-alang, dan tanaman lainnya.

Instalasi
Instalasi
Apa itu batu bronjong? Ada yang pernah lihat? Jika belum, gampang, tinggal pergi saja ke pinggir kali. Di sana pasti ada karena biasanya digunakan untuk menahan tanah agar tidak longsor.

Lalu berapa dana yang dihabiskan untuk membuat instalasi unik tersebut? Ternyata biayanya cukup murah, hanya Rp 150 juta. Usianya diperkirakan hingga dua tahun. Dananya diambil dari pos APBD Dinas Kehutanan karena merekalah yang merancang dan mendesainnya.

"Anggaran Rp 150 juta. Ini didesain dan dirancang sendiri oleh Dinas Kehutanan," tutur Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati, Rabu (21 Agustus 2019).

Rencananya kalau sudah termakan usia, instalasi Gabion akan dibongkar lagi untuk digantikan instalasi jenis baru, sekaligus mengantisipasi kebosanan warga.

"Namanya instalasi bisa berganti-berganti, tiap ornamen kota itu berganti-ganti, dinamis sifatnya. Tergantung Dinas Kehutanan mau ganti atau enggak. Misalkan ada yang lebih bagus, lebih menarik, supaya warga enggak bosan," lanjut Suzi.

Gambar: suara.com
Gambar: suara.com
Mengapa pihak Pemprov DKI Jakarta tidak merancang instalasi yang lebih menarik dan permanen meski biayanya sedikit lebih mahal? Kok pembuatan instalasi tampak terburu-buru dan tidak dipertimbangkan secara matang?

Apakah maksudnya yang penting ada pengganti "Getah Getih" dan dana yang dikeluarkan tidak dikritik pedas lagi oleh warga? Mengapa sepertinya miskin seni?

Pemprov DKI Jakarta mestinya paham bahwa warganya tidak menolak pembuatan instalasi baru, hanya saja dibuat lebih bagus daripada yang sebelumnya.

Sebenarnya untuk membuat instalasi baru pengganti "Getah Getih" bisa berbahan tembaga, baja, kuningan atau semacamnya. Dan bentuknya pun dapat berupa patung dan sebagainya, yang di sekelilingnya bisa ditanami berbagai macam tumbuh-tumbuhan.

Tapi ya sudahlah, tidak perlu disesali. Sudah terpasang dan tidak mungkin dibongkar lagi. Semoga lebih menarik dibanding "Getah Getih".

***

Referensi: kompas.com | suara.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun