Kemarin (Kamis, 1 Agustus 2019) tersiar kabar bahwa salah seorang anggota Paskibraka di wilayah Tangerang Selatan meninggal dunia. Dia bernama Aurellia Quratu Aini, yang merupakan siswa Kelas XI MIPA 3 SMA Al Azhar BSD.
Sebelum meninggal dunia, Aurellia yang berusia 18 tahun sempat menjalani latihan bersama teman-temannya selama sebulan penuh di tempat karantina, di mana dia diposisikan sebagai calon pembawa baki bendera Merah Putih.
"Aurel sejatinya masuk kandidat pembawa baki. Dengar kabar begini kaget pastinya, enggak nyangka," kata Warta Wijaya, Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangerang Selatan.
Berdasarkan pengakuan keluarganya, Aurellia disebutkan tidak mengeluhkan apa-apa dan juga tidak memiliki riwayat penyakit berat.
"Mukanya itu pucat banget, seperti kelelahan. Padahal dia (Aurel) tidak memiliki riwayat penyakit. Dia tak mengeluhkan apa-apa. Tapi kami lihat dia ini sangat keletihan karena ikut Paskibra. Tiba-tiba saja dia langsung roboh tadi pagi. Jatuh di rumah. Dan setelah dibawa ke rumah sakit, dia dinyatakan meninggal dunia," ungkap Romi, paman dari Aurellia.
Namun menurut keterangan ayah Aurellia, Farid Abdurrahman, latihan yang dilakukan anaknya sangat berlebihan, dan diduga ada campur tangan dari para seniornya.
Farid menceritakan bahwa anaknya kerap menjalani hukuman yang cukup berat, seperti disuruh melakukan push up dengan tangan terkepal, diminta membuat diary setiap hari padahal aktivitas latihan hingga larut malam.
"Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa," ujar Farid.
Menambahkan keterangan Farid, Romi mengatakan bahwa Aurellia sebelumnya pernah cerita juga kepada adiknya (bernama Atarisa) tentang adanya hukuman berupa aksi pemukulan.
"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam-lebam," tambah Romi.
Meninggalnya Aurellia bisa dikatakan noda hitam dalam latihan penggemblengan para anggota Paskibraka di tanah air. Belum lagi memang seharusnya yang menjadi penanggungjawab kegiatan adalah pelatih, bukan senior.