Rencana pemindahan ibu kota negara masih dalam tahap kajian, namun masyarakat kita sepertinya sudah tidak sabar menunggu kapan hal itu direalisasikan. Mereka terlalu bersemangat sampai akhirnya salah mengambil sikap dan tindakan.
Selama ini publik tahu bahwa dua provinsi yang digadang-gadang sebagai calon ibu kota yakni Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Mengenai letak persisnya belum diperjelas oleh pemerintah.
Menurut pemerintah, karena lahan yang diperlukan cukup luas (pusat pemerintahan 2.000 hektar dan kota keseluruhan 40.000 hektar) serta dana yang digelontorkan sangat besar (mencapai 33 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 446 triliun), setiap langkah yang diambil tidak boleh terburu-buru.
Sehingga aktivitas kaji-mengkaji di bawah koordinasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) hingga kini belum rampung. Kajian yang dimaksud adalah potensi kebencanaan, sumber daya air, aspek ekonomi, demografi, sosial-politik dan termasuk keamanan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri berjanji akan mengumumkan lokasi resmi tempat pemindahan ibu kota baru yaitu pada Agustus ini, dan pastinya tetap di Pulau Kalimantan. Entah di Kalimantan Tengah atau pun Kalimantan Timur.
Selanjutnya presiden memastikan bila kajian rampung tahun ini maka pembangunan infrastruktur dasar sudah bisa dimulai pada 2020 mendatang. Artinya tinggal hitungan bulan saja.
"Kajian akan difinalkan tahun ini, keputusan lokasi bisa dilakukan di tahun ini sehingga 2020 bisa dipersiapkan pembangunan maupun infrastruktur dasar," ujar Presiden Jokowi di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara (30/7/2019).
Kita berharap pemindahan ibu kota negara betul terealisasi, di mana manfaatnya bukan hanya untuk mengurangi beban Jakarta, tetapi sekaligus salah satu cara mewujudkan pemerataan pembangunan.Â
Kembali ke poin pembahasan yakni bagaimana sikap masyarakat kita menanggapi dan bertindak salah terkait rencana pemindahan ibu kota negara. Kesalahan tersebut tidak ringan tetapi sungguh fatal. Apa itu?
Meskipun belum tentu lokasi ibu kota baru nantinya di Kalimantan Tengah, ternyata sejumlah masyarakat di sana sudah mempersiapkan diri, salah satunya menyangkut kesiapan kepemilikan lahan.
Mereka dikabarkan sengaja membakar lahan untuk ditanami tumbuh-tumbuhan agar kemudian bisa diklaim sebagai milik pribadi. Hal ini dikatakan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Fahrizal Fitri.