Belakangan ini ramai pemberitaan tentang sebuah aplikasi baru bernama FaceApp. Aplikasi besutan Wireless Lab ini diminati banyak orang karena kemampuannya mengubah gambar wajah, dari tampak muda menjadi tua.Â
Maka tidak heran jika produk perusahaan Rusia itu diperkirakan telah diunduh sebanyak lebih dari 100 juta pengguna. Sebenarnya startup yang menggunakan teknologi Artificial Intelligence atau AI tersebut sudah lama dirilis, yaitu sejak 2017 lalu.
Namun selanjutnya menjadi tren ketika beberapa selebritis ternama ikut menggunakan dan memamerkannya ke publik, termasuk para selebritis di tanah air. Dan akhirnya hal yang sama dilakukan oleh mereka yang awam.
Saya sendiri belum niat mengunduhnya, sebab saya bukan tipe orang yang suka pamer di media sosial. Ditambah ada informasi bahwa aplikasi itu berpotensi mencuri data atau dokumen pribadi para pengguna.
Lagi pula buat apa saya mengubah-ubah tampilan asli foto supaya kelihatan tua, padahal suatu saat saya akan merasakan sendiri pengalaman itu secara nyata. Intinya, saya tidak mau tampak tua sekarang ini.
Apakah Anda salah seorang penggunanya? Jika betul, maka selamat, semoga Anda menikmatinya.Â
Sesungguhnya kalau pun saya ikut menggunakannya, yang saya kuatirkan bukan data-data pribadi yang kemungkinan bakal dicuri oleh pengelola aplikasi.Â
Tentunya berbeda dengan Anda yang punya hal-hal privat dan mesti dijaga agar tidak terbongkar, apalagi disalahgunakan misalnya untuk yang berbau pornografi. Mengenai penyalahgunaan jenis ini saya sepakat, hal itu tidak boleh terjadi.
Atau bolehlah saya setuju lagi dengan Anda bahwa apa pun data dan dokumentasinya, termasuk foto dan video di akun media sosial dilarang diambil tanpa izin, dikomersialkan serta tindakan lainnya.
Yang saya maksud di sini adalah selain keamanan, ada ancaman berikutnya yang mungkin dialami para pengguna aplikasi, meskipun tidak semua. Apa itu? Pencurian hati, ya perhatian saya dan Anda.
Saya kuatir jika terlalu sering mengotak-otak foto wajah di aplikasi supaya tampak tua hal itu bisa membuat pengguna tertentu bosan dengan pasangan mesranya. Entah dalam status pacaran atau sudah berkeluarga (menikah).
Bayangkan saat ini foto tua 'dini' Anda atau pasangan cukup lama dipandang dan diamati. Lama-kelamaan di pikiran Anda atau pasangan akan muncul rasa bosan dan bahkan enggan menyaksikan tampilan asli saat tua seperti tampak pada hasil olahan aplikasi.
Efek buruknya dirasakan langsung maupun tidak langsung oleh Anda dan pasangan. Bagi mereka yang telah berkeluarga dan kuat pada komitmen, tidak menjadi soal. Namun bagi yang berkepribadian labil, itu sangat berbahaya.
Anda tentu berharap pasangan Anda awet muda, cantik, ganteng, seksi, kekar dan sebagainya terus-menerus hingga menuju usia lanjut. Dan Anda juga tetap setia dan mengidolakan pasangan meski tampilan fisik mereka kian berubah, bukan?
Jangan sampai gara-gara terlalu dini melihat wajah tua pasangan, akhirnya Anda mengurungkan niat meneruskan hubungan dengannya. Nikmatilah wajah aslinya saat ini.
Belum lagi seandainya Anda malah tertarik dengan lawan jenis yang bukan pasangan Anda. Misalnya karena melihat wajah asli dan wajah hasil olahan aplikasi tidak jauh berbeda sama sekali. Maka Anda memutuskan untuk menaruh perhatian dengannya.
Saya pribadi berharap potensi buruk ini tidak terjadi. Akan tetapi jika Anda sudah mulai merasakan keanehan dengan kepribadian Anda, segeralah bertobat. Nikmati dan syukurilah apa yang Anda miliki saat ini.
Semoga produk-produk teknologi tidak membuat hidup dan relasi kita menjadi rusak.
Tambahan: Jangan anggap saya sedang mengkhayal. Hehehe..
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI