dibongkar semalam (Rabu, 17/7/2019). Sebelumnya, instalasi yang berada di Bundaran Hotel Indonesia (HI) ini telah terpasang selama kurang lebih sebelas bulan sejak Agustus 2018.
Salah satu mahakarya yang dibangun pada masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan yaitu instalasi bambu "Getah Getih",Pembongkaran tersebut dilakukan karena rangkaian bambu sudah termakan usia dan kondisinya mulai rapuh. Ke depan di lokasi bekas instalasi bambu berdiri akan dibuatkan sebuah taman.
"Karena bambu itu kan mungkin sudah lama, dia merosot. Memang dari kemarin sudah jatuh-jatuh. Ini sudah pada jatuh kemarin, membahayakan. Khawatir lagi car free day takut yang dekat sini pada selfie, tahu-tahu ada bambu. Jadi nanti ditata ulang jadi taman lagi. Nanti mungkin dicari CSR lagi, siapa yang mau," kata Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Fajar Sauri (18/7/2019).
"Jadi bambu adalah salah satu material asli Indonesia yang memiliki keuletan yang luar biasa. "Biaya sekitar Rp 550-an (juta) kemudian dikonsorsium oleh 10 BUMD kalau enggak salah," ujar Anies (16/8/2018).
Persis seperti yang pernah diungkapkan Anies, bambu lebih cepat didaur ulang alam dan tidak mungkin menimbulkan masalah.
"Ya keunggulan bambu adalah biodegradable. Sehingga otomatis didaur ulang alam. Kenapa bambu menarik? Karena tidak ada efek residu. Salah satu masalah adalah sisa yang menimbulkan masalah, ini tidak," tutur Anies (16/8/2018).
Betul tidak menimbulkan masalah, namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa uang hasil keringat rakyat itu dengan gampangnya dihambur-hamburkan?
Bukankah seharusnya dari awal dipikir baik-baik ikon menarik apa yang cocok dipasang di sana tanpa menelan biaya banyak dan tidak sia-sia?
Coba bayangkan, uang sebanyak Rp550 juta itu sesunggunya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Masih banyak orang-orang yang terlantar dan butuh perhatian dari pemerintah.