Tulisan sederhana ini tidak ditujukan kepada mereka yang sudah mapan dalam pekerjaan dan mahir mengelola penghasilan. Tulisan ini ditujukan bagi saya dan Anda yang sedang menikmati sulitnya mencari kerja ideal dan pusing mengatur keuangan.
Referensi tulisan ini juga bukan didasarkan pada kajian buku ekonomi atau literatur keuangan dan sejenisnya. Sumbernya murni berasal dari hasil permenungan di bawah pohon. Dan kalau pun akhirnya mirip dengan yang ada di buku atau literatur, maka tentu saya sangat bersyukur.
Inilah hasil permenungan tersebut, yaitu menurut saya bukan uanglah yang paling utama dibutuhkan untuk bisa menabung. Karena jika begitu pemahamannya, maka lebih baik kita menadahkan tangan saja kepada orang yang berbaik hati agar diberi sedekah, lalu kemudian kita tabung.
Setelah menabung kita bisa menariknya kembali untuk dibelanjakan, dan bila habis atau tersisa tinggal sedikit, kita bisa dengan mudah mengulurkan tangan lagi. Inilah yang paling penting kita "tabung" terlebih dahulu sebelum kita memutuskan untuk menabung sebagian dari penghasilan kita.
Pertama, pekerjaan atau sumber penghasilan. Ya ini cukup jelas, tidak mungkin ada uang kalau tidak ada pekerjaan yang menghasilkan. Jadi sebaiknya carilah pekerjaan, di samping menyenangkan, uang juga ada.
Mendapat pekerjaan dan menghasilkan uang lumayan bukan hanya demi kepentingan pribadi, melainkan bisa menjadi salah satu sumber kebahagiaan orang-orang tersayang.
Kedua, wajib punya tujuan dalam hidup. Bila kita memiliki uang banyak namun tidak tahu mau mengarahkan ke mana hidup ini, hal itu percuma. Tujuannya misalnya ingin berkeluarga, punya rumah bagus, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bermimpi mendirikan usaha, menjadi konglomerat, mau jadi dermawan buat orang-orang berkekurangan, dan sebagainya.
Baca: Tips Menabung dari 3 Nenek Ini Luar Biasa, Patut Dicoba
Ketiga, hentikan kebiasaan buruk. Punya uang tapi pola hidup boros atau bermewah-mewahan tidak akan membantu Anda memiliki tabungan. Umpamanya sebagian uang Anda gunakan untuk membeli rokok, minuman keras, membeli barang-barang mewah, membayar traktiran, dan seterusnya. Belum lagi jika sebenarnya Anda itu tidak punya uang tetapi gaya hidupnya seperti orang kaya.Â