Kabar memalukan kembali terjadi, salah seorang kepala daerah level gubernur terjaring operasi tangkap tangan petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kepala daerah yang dimaksud adalah Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun.
Petugas KPK menangkap Nurdin bersama lima orang lainnya pada Rabu malam (10/7/2019). Selain itu petugas KPK juga berhasil mengamankan uang sebanyak 6 ribu dolar Singapura.
Berdasarkan paparan Juru Bicara KPK Febri Diansyah, tertangkapnya Nurdin dan lima orang lainya diduga terkait izin lokasi rencana reklamasi di Kepulauan Riau.
"Kepala daerah di tingkat provinsi ya. Kemudian kepala dinas yang mengurus bidang kelautan, kemudian ada kepala bidang, PNS, dan pihak swasta yang kami periksa dan kami klarifikasi di Polres. Diduga transaksi terkait izin lokasi rencana reklamasi di Kepri," kata Febri Diansyah (10/7/2019).
Tentu pihak KPK akan segera memutuskan status terhadap Nurdin dan lima rekannya. Namun Partai Nasdem sendiri, di mana Nurdin bernaung telah mengambil sikap tegas, yaitu memecat Nurdin sebagai anggota sekaligus Ketua DPW Nasdem Kepulauan Riau dan tidak akan diberi bantuan hukum.
"Sudah diberhentikan tadi malam, sekaligus keanggotaan. Jadi siapa pun dia pokoknya, kalau kami sudah dapat infomasi baik dari koran, media kalau sudah OTT ketangkap tangan itu langsung kita berhentikan," kata Ketua DPP Nasdem, Effendy Choirie (10/7/2019).
Effendy mengaku partainya cukup sedih dan prihatin mendengar salah satu kader terbaik mereka tersangkut kasus hukum, padahal mereka sedang giat-giatnya membangun kepercayaan publik.
Effendy pun menghimbau seluruh kader Partai Nasdem yang memiliki jabatan di pemerintahan untuk berhati-hati dan tidak mengkhianati kepercayaan rakyat. Sekadar informasi, sebelum masuk Partai Nasdem, Nurdin pernah menjadi kader Partai Golkar.
Di samping mempertaruhkan jabatannya sebagai gubernur dan kader terbaik partai, sesungguhnya masih banyak hal lain yang turut Nurdin korbankan. Apa itu?
Pertama, tentunya perasaan serta kepercayaan keluarga, kerabat dan teman sejawatnya. Semua pihak ini pasti merasa terpukul akibat aksi memalukan yang dilakukan Nurdin. Nurdin sebagai pucuk pimpinan di Kepulauan Riau tidak berhasil menjadi teladan yang baik bagi bawahannya. Dia malah mengajak mereka untuk melanggar hukum.
Kedua, rekam jejak dan karir mulusnya hancur berkeping-keping. Perlu diketahui bahwa Nurdin ini salah seorang yang paling beruntung dalam meraih karir.