Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sangat Cinta Indonesia, Apakah Gadis Cantik dan Jenius Ini Bakal Masuk Kabinet Jokowi?

7 Juli 2019   17:22 Diperbarui: 7 Juli 2019   17:51 3615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maria Audrey Lukito (Audrey Yu Jia Hui) | Foto: audreyyujiahui.com

Dalam sebuah wawancara khusus bersama Harian Kompas (1/7/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku akan membuka peluang kepada generasi milenial (kaum muda) untuk duduk sebagai menteri di kabinet pemerintahannya pada periode 2019-2024. Jokowi menilai kaum muda lebih fleksibel, dinamis dan mampu beradaptasi terhadap perubahan zaman.

"Ya, bisa saja ada menteri umur 20-25 tahun, kenapa tidak? Tapi dia harus mengerti manajerial, dan mampu mengeksekusi program-program yang ada. Umur 30-an juga akan banyak," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan faktor usia tidak menjadi hambatan bagi kaum muda masuk kabinet, karena ada menteri koordinator yang akan berlaku sebagai pembimbing mereka. Lebih lanjut, persoalan latar belakang dan status politik pun demikian.

"Kabinet diisi oleh orang ahli di bidangnya. Jangan sampai dibeda-bedakan ini dari profesional dan ini dari (partai) politik, jangan seperti itulah, karena banyak juga politisi yang profesional," tegas Jokowi. 

Mengerti manajerial, mampu mengeksekusi program dan ahli di bidangnya. Itulah kriteria utama yang dipersyaratkan Jokowi. Lalu siapa sajakah sosok-sosok muda yang memenuhi kriteria tersebut?

Apakah seperti yang ramai dibicarakan publik, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (Komandan Kogasma Partai Demokrat), Grace Natalie (Ketua Umum PSI), Tsamara Amany (Ketua DPP PSI), Bahlil Lahadalia (Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia/ HIPMI), hingga Angela Herliani Tanoesoedibjo (puteri pertama Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Partai Perindo) dan seterusnya?

Saya juga kurang tahu mengapa nama-nama di atas tampil, tapi yang pasti memang mereka adalah orang-orang yang punya potensi. Misalnya selain masih muda, mereka juga berpendidikan tinggi, memiliki jabatan penting di partai politik, punya perusahaan atau semacamnya, mantan tim sukses, memiliki pengaruh besar di masyarakat, dan sebagainya. 

Baca: "Kabinet Muda" Jokowi Bukan Asal Muda, Ini Maksudnya

Saya sendiri cukup mengapresiasi jika di antara beberapa nama akhirnya betul terpilih menjadi menteri, sekaligus berharap sanggup mengemban tugas dan amanah yang dipercayakan.

Menurut saya, bila kemudian Jokowi menimbang beberapa nama, satu orang ini mestinya turut dipertimbangkan. Namanya adalah Maria Audrey Lukito (Audrey Yu Jia Hui). Mungkin sebagian dari pembaca sudah familiar dengan gadis asal Surabaya ini, namun tidak masalah kalau diuraikan sedikit tentang profilnya.

Audrey lahir di Surabaya pada 1 Mei 1988 (31 tahun). Dia lahir dari keluarga berdarah Tionghoa, anak tunggal dari pasangan insinyur (saya belum dapat informasi tentang nama orangtuanya), di mana ayahnya insinyur mesin sedangkan ibunya insinyur kimia. Ya, bisa disebut sebuah keluarga mapan.

Sebagai anak semata wayang, pendidikan dan masa depan Audrey betul-betul diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Akan tetapi satu hal yang selalu diingatkan kepadanya, bahwa dia dan keluarganya berstatus minoritas di negeri ini.

Dan ternyata semasa sekolah Audrey mengalami sendiri perlakuan berbeda seperti yang disampaikan orang tuanya. Dia dikucilkan teman-teman sebayanya. Dia pun berontak karena menurut pemahamannya, di dalam Pancasila tidak terkandung ajaran untuk membeda-bedakan warga negara. 

Ceritanya Audrey ini sudah sangat paham Pancasila walaupun umurnya masih kecil. Dia juga mengagumi Mahatma Gandhi, aktivis kemanusiaan dan gerakan kemerdekaan India.

Tidak hanya status etnis keluarganya yang membuat dia dikucilkan, Audrey juga sering dibilang aneh oleh orang-orang di sekitarnya. Mengapa? Audrey sangat-sangat pintar. Semua mata pelajaran di sekolah dianggap mudah. Sebenarnya yang aneh itu dia atau orang lain sih? Sila nilai sendiri.

Saking pintarnya, Audrey lulus dari semua jenjang pendidikan dalam waktu singkat. Antara lain menyelesaikan SD 5 tahun, SMP 1 tahun, dan SMA 11 bulan. Dia lulus SMA pada umur 13 tahun. Artinya dia mesti kuliah setelah itu, bukan?

Masalahnya tidak ada universitas di Indonesia yang bersedia menerima seorang anak berusia 13 tahun masuk kuliah. Akhirnya Audrey terpaksa kuliah di University of Virginia, Amerika Serikat jurusan Fisika Murni. Apa yang terjadi, dia lulus hanya dalam waktu 3 tahun (ada sumber lain menyebut 2 tahun) dan menyandang predikat sempurna (Summa Cum Laude).

Setelah lulus, ternyata rasa cinta Audrey kepada tanah air justru semakin besar. Dia langsung pulang dari Amerika Serikat ke Indonesia dan mencoba melamar jadi anggota TNI. Dia ingin berjuang seperti para pahlawan yang dikenalnya semasa Taman Kanak-Kanak (TK)

Lagi-lagi mendapat penolakan, usianya belum genap 17 tahun. Penolakan itu tidak membuatnya patah semangat. Dia bertolak ke Sanghai dan mengajar Bahasa Inggris level tertinggi.

Selain menguasai ilmu Fisika, Audrey diketahui fasih 6 bahasa asing yaitu Inggris, Prancis, Jerman, Mandarin, Rusia dan Latin. Bahkan menurut berbagai sumber, Audrey disebut sudah menamatkan program doktoral. Menakjubkan, bukan?

Di sela-sela kesibukan mengajar bahasa, Audrey masih menyempatkan menulis beberapa buku. Setidaknya ada 8 buku yang sudah diterbitkan, dua di antaranya berjudul "Patriot" dan "Mencari Sila Kelima".

Dengan prestasi dan pengalamannya, pada 2017 lalu, Audrey dinobatkan sebagai salah satu dari 71 ikon Prestasi Indonesia oleh Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi-Pancasila (UKP-P) di ajang Festival Prestasi Indonesia.

Audrey, satu dari sekian anak bangsa yang luar biasa. Sila cari informasi lebih lanjut tentang dia di berbagai sumber. Atau sila buka tautan yang tersemat di bagian bawah tulisan ini.

Mengapa saya katakan Audrey patut dipertimbangkan untuk masuk kabinet?

Pertama, usia Audrey masih muda dan tidak terlalu muda juga. Dia sekarang berusia 31 tahun, persis seperti yang disyaratkan Presiden Jokowi.

Kedua, Audrey penuh prestasi. Kejeniusannya akan sangat berguna buat kebaikan negeri kelak. Dia juga menguasai banyak bahasa yang bisa jadi modal buatnya dalam berinteraksi dengan pihak luar.

Ketiga, Audrey sangat cinta Indonesia. Ya, dia beretnis minoritas, tapi rasa ke-Indonesiaanya melebihi orang lain yang sebatas mengaku "anak asli" Indonesia. Lihatlah buku-buku yang dia terbitkan, semuanya tentang bagaimana mencintai Indonesia secara total.

Keempat, kehadiran Audrey di kabinet pemerintahan akan mampu menepis anggapan negatif bahwa kaum minoritas susah mendapat posisi penting di negeri ini.

Kelima, Audrey akan menjadi idola inspiratif bagi kaum muda lain. Dia tentu akan menularkan semangat lebihnya kepada mereka.

Apakah harapan pribadi saya ini bakal jadi pertimbangan bagi Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin? Semoga saja.

***

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun