Kemarin (Senin, 10/6/2019), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menjanjikan bahwa Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan mengumumkan hari ini (11/6/2019) nama-nama tokoh yang terlibat dalam aksi kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei yang lalu.Â
"Kita kan ingin penjelasan detail dan lengkap mengenai tokoh-tokoh yang ditangkap. Besok, jam 10.00 WIB, akan disampaikan oleh timnya yang berwenang. Besok itu bukan sekadar informasi saja. Tetapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) mereka juga," ujar Wiranto (10/6/2019).
Tidak hanya itu, dalang dan penyandang dana (donatur) pun bakal diungkap, khususnya yang berhubungan dengan rencana pembunuhan terhadap beberapa pejabat negara. Namun hingga kini belum ada informasi ter-update tentang itu.
Meski demikian, ternyata oleh sebuah media nasional yaitu Tempo telah sedikit membuka gambaran terkait persoalan di atas. Secara ringkas Tempo mengungkap bahwa pada aksi kerusuhan dan rencana pembunuhan pejabat negara melibatkan para mantan petinggi militer, antara lain bernama Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zein dan Mayor Jenderal TNI (Purn) Soenarko.
Apakah Kivlan dan Soenarko betul dalang di balik kasus tersebut? Apakah masih ada tokoh lain selain mereka? Sampai sekarang belum ada informasi jelas tentang hal itu, termasuk penjelasan resmi dari pihak kepolisian. Publik tentu menunggu supaya semuanya menjadi terang-benderang.
Lalu bagaimana pula dengan penyandang dana atau donatur dari aksi untuk mengeksekusi para pejabat negara? Siapakah dia atau mereka?
Sekali lagi, pengumuman hasil investigasi pihak kepolisianlah yang dinanti karena dapat dianggap sebagai acuan yang layak dipercaya. Apakah donaturnya hanya berjumlah satu orang dan bahkan lebih, pihak kepolisian yang menegaskannya.
Dari penelusuran penulis dari majalah online Tempo serta berbagai media lainnya, ternyata ada satu nama yang diduga sebagai donatur, yaitu Habil Marati. Dia disebut telah mengucurkan uang sebanyak Rp 60 juta untuk menyokong aksi para eksekutor. Siapakah dia?
Semoga valid, berdasarkan informasi yang dilansir viva.co.id, Habil Marati adalah seorang politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan juga calon anggota legislatif periode 2019-2024 dari daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Tenggara. Dia merupakan lulusan S1 dan S2 di sebuah universitas di Sumatera Utara, sudah berkeluarga serta memiliki tiga orang anak.
Sebelumnya Habil Marati sempat menjabat sebagai anggota DPRD dan MPR RI. Di samping itu, dia juga pernah memimpin beberapa perusahaan.
Apakah nama Habil Marati baru mencuat ketika Tempo merilis majalah mingguannya per 3-9 Juni ini? Dan ternyata tidak. Habil Marati juga pernah diperiksa pihak kepolisian pada 30 Mei 2019 di Polda Metro Jaya.
Masih adakah nama-nama lain di luar Habil Marati? Mari tunggu informasi terbaru dan resmi dari pihak penegak hukum.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H