Berkat kegigihannya, Peter akhirnya menemukan butiran-butiran berlian dari batu yang terus digosoknya. Usahanya tidak sia-sia. Anak-anak miskin yang tiap harinya berkutat pada keputusasaan dibuat punya harapan. Agar optimis menatap masa depan dan mau sekolah, Peter menyisihkan 80 persen dari gaji bulanan yang diperoleh untuk meringankan biaya sekolah murid-muridnya.
Menginspirasi, bukan? Sekali lagi jangan bandingkan Peter dengan guru-guru hebat pada umumnya. Letak keunggulan Peter ada pada keuletan dan kreativitasnya mengatasi keterbatasan.
Mau dan mampukah para guru di Indonesia terutama mereka yang berkarya di wilayah pelosok mencontoh keteladanan Peter?
Seharusnya mau dan mampu. Guru sejati tidak akan menjadikan keterbatasan sebagai penghambat dalam menghadirkan secercah harapan bagi murid-muridnya.
Sumber: [1]
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H