Sebenarnya pertanyaan ini sudah muncul di pikiran saya jauh sebelumnya. Saya menduga keputusan Anies Baswedan dan beberapa partai politik yang terlibat mencari calon pejabat wakil gubernur DKI Jakarta yang memakan waktu terlalu lama adalah bagian dari strategi menyongsong hasil Pilpres 2019.Â
Saya memprediksi, dan mudah-mudahan prediksi ini salah, lowongnya jabatan wakil gubernur sengaja dipersiapkan untuk diisi kembali oleh Sandiaga Uno. Kalau pun itu terjadi, semoga tidak berbenturan dengan peraturan yang ada.
Bagaimana tidak, sejak Sandiaga mundur dari jabatannya pada Agustus tahun lalu, sampai sekarang sudah hampir enam bulan, roda pemerintahan di ibukota hanya dipimpin oleh seorang gubernur, tanpa wakil. Para wakil rakyat di tingkat provinsi juga seakan memaklumi dan bahkan bisa dianggap membiarkan hal ini terjadi.
Ada beragam alasan diungkap oleh para penggodok kriteria, salah satunya karena belum ditemukannya sosok yang mampu mendampingi gubernur secara imbang, minimal mendekati kualitas Sandiaga. Alasan lain juga disampaikan oleh gubernur, bahwa orang yang diputuskan untuk mendampinginya wajib memenuhi kriteria "taat" kepadanya sebagai atasan. Orang tersebut tidak diperkenankan berseberangan dengan misi awal, serta tidak boleh membawa agenda pribadi.
Intinya, Anies Baswedan, para anggota DPRD DKI Jakarta, dan partai politik ingin menemukan sosok tepat, sesempurna Sandiaga Uno. Sesuatu yang mustahil.
Sebelumnya saya sudah mengulas terkait kekosongan jabatan bergengsi ini. Di akhir tulisan itu saya menyampaikan bahwa DKI Jakarta cuma butuh orang berkapasitas, kompeten dan memahami persoalan ibukota.
Setelah tulisan tersebut saya publish, diberi label "Headline" oleh Kompasiana yang kemudian diposting di beberapa akun media sosial (medsos) resmi mereka, puluhan dan sebentar lagi akan mencapai ratusan para pengguna medsos langsung memberi tanggapan. Ada yang sekadar membubuhkan rate "like" dan sejenisnya, namun ada pula yang memberi komentar. Dan kebanyakan komentarnya lucu dan condong mengafirmasi dugaan saya. Pembaca sila mampir di beberapa akun medsos Kompasiana, terutama di Facebook.
Kesimpulan dari ratusan komentar netizen pendeknya begini: mereka turut menduga lowongnya jabatan wakil gubernur DKI Jakarta yang berlarut-larut adalah bagian dari design. Mereka "meramal" titik terang pengisian jabatan akan ada setelah menunggu dua bulan lagi.
Betulkah demikian? Mudah-mudahan tidak ya. Semoga ramalan di atas juga tidak membantu merobek tabir rahasia.
Saya hanya mengusulkan ini: Jika memang menemukan sosok pengganti Sandiaga ibarat mencari jarum di tumpukan jerami, maka bakar saja jeraminya. Jarum itu langsung kelihatan.
***