Mohon tunggu...
Tugu PalPutih
Tugu PalPutih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok 1 Mahasiswa Inbound UAD

Kelompok 1 Mahasiswa Inbound UAD, yang bernama Tugu Pal Putih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PMM 4 UAD Kelompok 1 Tugu Pal Putih: Napak Tilas Kerajaan Mataram di Kotagede

9 Mei 2024   09:54 Diperbarui: 9 Mei 2024   10:08 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerajaan Mataram di Kotagede

Sabtu, 20 April 2024. Kami mahasiswa PMM 4 UAD kembali melanjutkan  kegiatan Modul Nusantara setelah libur beberapa waktu lalu saat lebaran Idul Fitri 1445 H. Kali ini kami mengunjungi Kota Gede sebagai tempat tujuan, kegiatan Kebhinekaan 4 (Kunjungan ke warisan sejarah, budaya, dan tradisi di Situs Kerajaan Mataram Islam di Kotagede). Kami menempuh jarak yang tidak terlalu jauh dari kampus 4 UAD menggunakan transportasi bus. Perjalanan kami di awali dengan semangat di pagi yang cerah.Setibanya kami di Kotagede, kami disambut oleh pemandu wisata disana yang akan membawa kami menjelajahi tempat-tempat bersejarah disana. Kami melihat bangunan-bangunan bersejarah yang masing-masing memiliki nilai tersendiri. Monumen bersejarah yang menyimpan jejak masa kejayaan kerajaan Mataram, yaitu Masjid Agung Kota Gede.
Tak hanya itu, kami juga mengunjungi kompleks makam-makam Raja Mataram, meski hanya melihat dari luar kami tetap bisa mendapatkan pengenalan sejarah yang diberikan oleh pemandu wisata yang menemani kami.

Kemudian pada saat menjelang waktu ishoma kami beranjak lagi menuju salah satu pendopo yang terletak di Kampung Wisata Purbayan, disana kami disambut dengan ramah oleh tim Kampung Wisata (Kamwis) Purbayan, Kotagede. Saat tiba kami langsung disuguhkan  beberapa jajanan khas dari Kotagede, yaitu Roti Kembang Waru yang memiliki bentuk unik dengan berbentuk bulat dan memiliki delapan sisi di pinggirnya, ke delapan sisi ini memiliki filosofi yang cukup mendalam yaitu melambangkan delapan laku yang harus dimiliki oleh pemimpin. Delapan laku yang dimaksud adalah personifikasi dari delapan elemen unsur alam yaitu Tanah, Air, Angin, Api, Matahari, Bulan, Bintang, dan Langit. Lalu jajanan lainnya adalah Kipo, makanan yang  berbahan dasar tepung ketan yang didalamnya di isi enten-enten atau unti kelapa dan dikemas dengan daun kelapa. Lalu kami di sana mendengarkan presentasi oleh seorang narasumber. Kami di berikan penjelasan mengenai banyak hal, salah satunya adalah beberapa kesenian khas Kotagede, yaitu Srandhul, Kethoprak, Keroncong, Karawitan, Sholawatan, dan lain-lain. Kami juga diberi tau tentang asal muasal nama Kotagede dan juga disana kami berkesempatan untuk mencoba membatik. Lalu saat tiba adzan Zuhur, kami disajikan menu makan siang yang sangat menggugah selera.

Lalu, destinasi terakhir yang kami kunjungi adalah tempat kerajinan perak "Waroenk Perak 925". Disini kami diperlihatkan beragam kerajinan perak, mulai dari perhiasan hingga ukiran. Kami juga diperlihatkan pada proses pembuatan cincin perak, dan beberapa dari kami berkesempatan untuk mencoba proses membakar perak untuk pembentukan cincin. Kami diberi tahu tentang sejarah tempat tersebut yang ternyata sudah lama berdiri dan dikenal oleh banyak kalangan. Pemilik tempat tersebut bercerita jika banyak wisatawan dari beragam negara yang datang untuk sekedar berbelanja atau juga belajar langsung bagaimana membuat kerajinan perak. Dan juga banyak artis yang datang untuk berwisata lalu juga mahasiswa yang ingin melakukan penelitian.

Perjalanan Kebhinekaan kali ini sangat menyenangkan dan berkesan bagi kami mahasiswa PMM 4 UAD dalam merasakan betapa pentingnya memahami dan menghargai keberagaman budaya di Indonesia. Salah satunya yaitu mahasiswi PMM 4 Inbound UAD bernama Mega Pratiwi yang berasal dari Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda yang membagikan kesannya selama perjalanan kali ini, "Kegiatan ini sangat menyenangkan sekali dan menambah pengetahuan yang luas bagi saya dan teman-teman karena disana kami diperkenalkan dengan Komplek Kotagede dan sejarah Kerajaan Mataram membuat. dan hal ini membuat saya dan teman-teman semakin sadar akan kekayaan warisan budaya di Indonesia. Selain itu disana saya dan teman-teman juga belajar membatik, mencicipi makanan khas Kotagede yaitu roti Kembang Waru dan Kipo yang sangat enak! serta berkunjung ke Home industri Pengrajin perak dan melihat secara langsung proses pembuatan perhiasan perak, kegiatan tersebut memberikan wawasan yang luas bagi saya dan teman-teman tentang keindahan seni dan kerajinan tradisional di Kotagede Yogyakarta" ungkapnya.

Lalu Meiudy Asisnaindy, mahasiswa yang berasal dari Universitas Samawa NTB, juga ikut membagikan pengalamannya. "Saya merasa sangat  antusias dan senang sekali terutama saat belajar membatik di kampung wisata purbayan. Selain itu, saya juga berkesempatan mencoba langsung proses pembuatan perhiasan dan kerajinan dari pengrajin perak dan hal ini merupakan pengalaman yang luar biasa yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya".

Kerajaan Mataram di Kotagede
Kerajaan Mataram di Kotagede

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun