budaya saat kami menjalani Modul Nusantara Kebhinekaan 2. Perjalanan kami membawa kami ke panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, Masjid Gedhe Kauman, dan Museum Sonobudoyo, mengungkapkan keajaiban dan kekayaan budaya Yogyakarta. Kami memulai perjalanan pada pukul 09.30 WIB, berkumpul di Universitas Ahmad Dahlan, dan menuju destinasi pertama, Panggung Krapyak.
Sabtu, 23 Maret 2024, menjadi hari yang sarat dengan petualangan dan penemuanSitus bersejarah ini memancarkan aura keagungan masa lalu, merenungkan kehidupan di masa Kerajaan Mataram dan pesona acara-acara kerajaan yang pernah berlangsung di tempat ini.Selanjutnya, kami melangkah menuju Kraton Yogyakarta, istana yang memesona dan penuh dengan sejarah. Bangunan megah dan taman yang indah mengisi kami dengan kekaguman akan kekuatan dan kebijaksanaan para sultan yang pernah berkuasa di sini. Koleksi seni dan artefak berharga yang dipamerkan memukau kami, menceritakan kisah-kisah lama dari masa kejayaan Yogyakarta.
Perjalanan kami kemudian membawa kami ke Masjid Kota Gede, sebuah monumen arsitektur Islam yang anggun dan menakjubkan. Di dalamnya, kami merasakan kedamaian dan ketenangan yang menyelubungi ruang suci ini. Keindahan detail-detail arsitekturnya memukau kami, merenungkan peran agama dalam membentuk budaya Yogyakarta.
Terakhir, kami mengunjungi Museum Sonobudoyo, menyimpan harta karun budaya Jawa. Di sini, kami terkejut oleh keragaman koleksi artefak dan benda-benda bersejarah yang dipamerkan. Setiap artefak menceritakan cerita unik tentang kehidupan dan kepercayaan masyarakat Jawa dari masa ke masa.
Perjalanan yang luar biasa ini sangat berkesan bagi kami, mahasiswa PMM4 UAD. Salah satunya adalah Andi Nurhikmah, yang kerap disapa Ima. Seorang mahasiswi PMM dari Universitas Negeri Makassar. Meskipun berpuasa dan merasa lelah karena aktivitas yang padat dari pagi hingga sore, Ima tetap bersemangat. Bagi Ima, kelelahan fisik tidak menghalangi semangatnya untuk belajar dan menyerap setiap momen. Pengalaman tersebut akan menjadi kenangan berharga yang akan ia ceritakan di masa depan.
Terdapat pula Mahasiswa PMM lainnya, yaitu Komang Yudiani, biasa dipanggil Komang oleh teman-temannya. Dia berasal dari Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Negeri di Pulau Bali. "Saya sebagai mahasiswi yang berasal dari Pulau Bali merasa memiliki kesamaan  dengan masyarakat Yogyakarta dalam menjaga adat istiadat dan budaya leluhur. Sama halnya seperti di Bali, masyarakat Yogyakarta juga sangat mempertahankan budaya leluhurnya dengan menghaturkan sesajen untuk menghormati leluhur mereka. Dari pandangan saya, Pulau Bali dan Jawa masih memiliki kesamaan adat serta budaya leluhur yang menganut keyakinan Kejawen, meskipun sudah terjadi akulturasi dari keyakinan lain seperti agama Islam , Hindu india, dan Kristen . Ini seharusnya menjadi contoh bagaimana kita sebagai umat beragama tetap menghormati dan menjaga warisan budaya leluhur kita."
Perjalanan ini tidak hanya menjadi pengalaman yang berharga bagi kami, tetapi juga memperkaya pemahaman kami tentang keberagaman budaya di Indonesia. Melalui setiap tempat yang kami kunjungi, kami menyaksikan betapa kaya dan beranekaragamnya warisan budaya yang dimiliki oleh negeri ini. Semoga pengalaman ini tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kami untuk terus memahami, menghormati, dan menjaga keberagaman budaya Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H