Mohon tunggu...
Aditya Arta
Aditya Arta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Analisis Novel 5 Cm Karya Donny Dhirgantoro

26 Februari 2018   21:06 Diperbarui: 26 Februari 2018   21:21 17384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Matahari sore masih tersisa sedikit..."

Latar Tempat

* Jakarta
"...terdengar lembut dari tape mobil Ian di sepanjang jalan Diponegoro, Menteng." (halaman 15)
"Lima orang di dalam mobil itu bru aja makan bubur ayam di Cikini."


*  Bogor
"Heh bengong, udah sampai Bogor nih...," (halaman 91)
"Bogor sore menunggu malam pun menyambut mereka." (halaman 91)
"Di antara keriuhan Bogor menunggu malam dengan angkotnya yang banyak...." (halaman 92)
*  Rumah Arial: Kamar Arial, Secret Garden
"Halaman rumah Arial luas dan asri." (halaman 19)
"Lampu taman yang kekuninganmembuat suasana Secret Garden semakin merona dan membuat pantulan yang indah di mata mereka." (halaman 33)
"Mereka duduk lesehan di beranda bungalow bambu di Secret garden." (halaman 34)
*  Stasiun kereta api Senen
"Siang itu daerah Senen panas sekali. Di Stasiun Senen, Genta dengan bawaaannya dengan super banyak, menikmati makan siang di salah satu restoran Padang di situ."
"Zafran masih merasa di stasiun Senen yang panas itu tiba-tiba turun hujan salju-dingin dan sejuk.

*  Stasiun Malang
"Pukul setengah tiga lebih mereka tiba di Stasiun Malang."
"Di Stasiun Malang, rombongan pecinta alam itu menarik perhatian banyak orang."
*  Ranu Pane
"Mereka menjejakkan kaki di tanah Ranu Pane." (halaman 217)
"Ranu Pane malam itu tampak Ramai, jip-jip yang menurunkan pendaki tampak nerdatangan." (halaman 217)
*  Ranu Kumbolo
"...Itu...Ranu...Kumbolo...Surganya Mahameru."
"Tadi di bawah Ranu Pane sekarang Ranu Kumbolo..."
"Genta menggelar sebuah terpal tebal dari tendanya, mereka semua duduk lesehan di pinggir Ranu Kumbolo."
"..., kita sekarang ada di Ranu Kumbolo, lagi makan siang,"
"Tapi Ian cuek, dia tetap menari, membuat cipratan-cipratan kecil di pinggiran Ranu Kumbolo."
*  Puncak Mahameru
"Pengibaran Sang Saka Merah Putih di puncak Mahameru."
"Puncak Mahameru masih dalam keheningan."
-   Padang Ilalang
"Angin padang yang kencang tiba-tiba bertiup, membuat ilalang di padang melambai-lambai bagaikan jutaan rajutan yang menyatu indah. Waktu seakan berjalan pelan, sepelan lambaian ilalang di bawah mereka."

Latar Suasana

*Menyenangkan, mengharukan dan menegangkan

"...wajah-wajah penuh senyum melihat kereta..., ibu muda yang tertawa lepas dengan caping tani di tangannya."

"Genta panik melihat banyaknya batu yang datang, bayang-bayang temannya tampak menghindar kesana kemari."

"Semuanya tercekat, hati mereka sperti dituuk pedang tajam."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun