Mohon tunggu...
Gustin Mandary
Gustin Mandary Mohon Tunggu... -

PascaSarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indahnya Nasionalisme Dijiwai Solidaritas Bangsa

7 Juni 2014   19:44 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:48 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nasionalisme dapat dipahami secara baik apabila dimengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan bangsa (nation).Pengertian bangsa menurut Renan adalah suatu jiwa suatu asas spiritual. Bangsa adalah suatu solidaritas yang besar, yang terbentuk oleh perasaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan-pengorbanan yang telah dibuat dan yang dalam masa depan bersedia dibuat lagi. ( Drs. Sunarso, M.Si, dkk, 2006: 24 )

Nasionalisme (dalam arti sempit) adalah suatu sikap yang keterlaluan, sempit, dan sombong. Apa yang menguntungkan bangsanya sendiri  begitu saja dianggap benar, sampai kepentingan dan hak bangsa lain diinjak-injak. Nasionalisme (dalam arti positif) adalah sikap nasional untuk mempertahankan kemerdekaan dan harga diri bangsa dan sekaligus menghormati bangsa lain.( Drs. Sunarso, M.Si, dkk, 2006: 24 )

Jad iNasionalisme itu merupakan ekspresi hubungan antara darah dan tanah. Nasionalisme adalah sebuah ideologi dalam pengertian seperangkat keyakinan yang berorientasi pada tingkah laku dan perbuatan. Nasionalisme adalah suatu visi, suatu persepsi, dan bangsa yang dibangun berdasar visi “imagined community”.

Dalam kenyataannya bahwa nasionalisme sejak lahir pada abad ke-18 telah berkembang cepat keseluruh Eropa sepanjang abad ke-19 dan pada abad ke-20 menjadi suatu gerakan sedunia yang bersifat universal. Akan tetapi kata “nasionalisme” memiliki arti positif hanya di Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, dan Asia sebagai kata yang menyarankan pembebasan dari tekanan kolonial. Sedangkan di Barat kata “nasionalist” jarang digunakan untuk menggambarkan masyarakat Barat sendiri. Mereka lebih cocok dengan kata “patriotist” karena nasionalisme secara umum dibayangkan sebagai suatu yang jelek. Hal ini dapat dipahami mengingat bagi negara-negara penjajah rasa nasionalisme dianggap gangguan, tetapi dilihat dari negara-negara yang dijajah nasionalisme dijadikan modal untuk dapat mengusir penjajah.

Nasionalisme di Indonesia memuat prinsip-prinsip kesatuan, kebebasan, persamaan, dan kepribadian. Selama pergerakan keempat prinsip ini menjadi tujuan perjuangan, kemudian lewat zaman penjajahan Jepang semangat nasionalis meluas ke segala lapisan rakyat sehingga revolusi Indonesia dapat dilancarkan. ( Drs. Sunarso, M.Si, dkk, 2006: 26 )

Permasalahnya sekarang, mampukah nasionalisme Indonesia yang lahir dari rasa senasib, karena dijajah oleh penjajah yang sama, mampu menahan tekanan separatisme di berbagai daerah???...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun