Mohon tunggu...
Nurul Rohmah
Nurul Rohmah Mohon Tunggu... -

mahasiswa psikologi UIN MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kemampuan Manusia dalam Pengenalan Objek

9 Oktober 2014   13:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:46 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kemampuan manusiadalam mengenali jenis-jenis objek  yang familiar atau tak asing bagi  kita adalah suatu karakteristik yang mengagumkan yang dimiliki oleh manusia.Seperti halnya pengenalan pola.

Pengenalan pola merupakan kajian utama mengenai bagaimana orang mengidentifikasi objek-objek yang ada dilingkungannya. Pengenalan pola juga dapat dikatakan sebagai kecepatan persepsi pada saat sebuah stimulus diidentifikasi.Pengenalan pola dan kemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang pada umumnya manusia melaksanakannya dengan mulus, cepat, dan tanpa banyak usaha.

Dalam pengenalan pola terdapat Teori persepsi konstruktif (constructive perception), menyatakan bahwa manusia “mengkonstruksi” persepsi dengan secara aktif  memilih stimuli dan  menggabungkan sensasi dengan memori.Dan Teori persepsi langsung (direct   perception), yaitu bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan.

Kemampuan kita untuk mengenali pola akan terlihat mengesankan jika kita berhenti untuk menyadari seberapa banyak variasi yang ada pada contoh yang berda-beda dari pola yang sama. misalnya, tiap huruf alfabet merupakan salah satu contoh pola.

Kemudian ada teori Gestalt. Secara singkat Gestalt adalah sesuatu yang hampir berdekatan memiliki anggapan yang mirip. Didalam Gestalt terdapat closure, yaitu sesuatu yang bertutupan cenderung dipersepsikan sama. proximity, yaitu sesuatu yang berdekatan cenderung sama. similarity, yaitu menghilangkan sesuatu yang tidak penting.

Kemudian ada pemrosesan bottom up, yaitu proses pengenalan yang diawali dengan mengidentifikasi terhadap bagian-bagian spesifik dari suatu pola, yang menjadi dasar dari pengenalan pola secara keseluruhan. Selain bottom up, ada juga pemrosesan top-down, yaitu pemrosesan pengenalan yang diawali dengan suatu hipotesis mengenai identitas suatu pola, yang dilanjutkan dengan pengenalan terhadap bagian-bagian tersebut, berdasarkan asumsi/pendapat yang telah dibuat sebelumnya.

Pencocokan template adalah sebuah teori mula-mula tentang cara otak mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan template (template matching).Template : bentuk dasarSebuah template, dalam konteks pengenalan pola pada manusia, merujuk pada suatu konstruk internal yang, ketika disesuaikan atau dicocokkan dengan stimuli sensorik, menyebabkan terjadinya pengenalan terhadap objek.

Analisis Fitur adalah sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit disebut pendekatan analisis ftur (feature analysis). Teori ini menyatakan bahwa pengenalan objek merupakan            pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh  pengidentifkasian  stimuli  kompleks  yang masuk  ke  retina  sesuai  dengan  ftur-ftur  yang lebih  sederhana.

Sedangkan pencocokan protype berupa Sebuah pola yang diindera  selanjutnya  akan dibandingkan dengan prototipe dalam memori, dan jika terdapat kesamaan antara keduanya, pola tersebut akan dikenali.

Pada Pengenalan pola pada pakar, Chase dan Simon (1973, 1973) mempelajari problem ini dengan menganalisis pola rumit yang dihasilkan oleh buah-buah catur di atas sebuah papan catur. Selain itu, para peneliti juga menganalisis perbedaan antara maestro catur dengan para pemain catur amatir. Dalam studi  tersebut, pola  tersusun dari  kumpulan  sejumlah  objek  (jadi  bukan  fitur-ftur  yang membentuk  objek).  Secara intuitif, kita mengetahui bahwa perbedaan kognitif antara seorang maestro catur dengan seorang pemain amatir terletak pada seberapa banyak langkah yang dapat direncanakan seorang maestro dibandingkan seorang pemain catur amatir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun