Mohon tunggu...
Tubagus Rangga Efarasti
Tubagus Rangga Efarasti Mohon Tunggu... lainnya -

Tubagus Rangga Efarasti Aku cuma ingin belajar menulis, karena aku cuma gelas kosong yang bervolume. Akulah anak kunci yang mencari lubang kepastian, bukan yang tergantung pada paku berkarat. Karena akulah pria yang memberimu kesan pada sebuah kesetiaan. Terus menulis dan menulis terus hingga kutemukan dunia ini tidak selebar celana kolor... *^_^*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] Belalang Belang Bilang Ilalang

29 Oktober 2011   03:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:20 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Perhelatan Akbar Festival Puisi Kolaborasi (FPK) Fiksiana Community

Tema : Social Culture & Back To Nature

Judul : Belalang Belang Bilang Ilalang

Penulis : Tubagus Rangga Efarasti & Margaretta Christita

No. Peserta : 165

***

.

.

Belalang Belang Bilang  Ilalang

.

.

Aku belalang sembah

Kecil dan dipaksa mengalah

bahkan ketika habitatku dijarah

oleh anak manusia serakah

.

Aku belalang sembah

tersesat dan lemah

rencana ku sudah patah

saat tanah lahan retak dan pecah

pucuk daun pun jatuh menjadi sampah

.

sulit... mencari sepi di keramaian

kala hujan tinggallah canda sang awan

saat embun pun tak sudi turun

aku bernyanyi berharap suksesi kehidupan

.

Rimbaku hilang terganti gedung kaca

sawahku merata menjadi jajaran rumah sederhana

di antara taburan petaka perbuatan manusia

aku menanti metamorfosa semesta

.

.

dan keluargaku retak

tinggal sisa-sisa prasasti

aku belalang yang hilang rupa

kian terperosok

seperti sebentuk mesin

dikontrol setan—iblis, rancunya

.

dan keluargaku berserak

penggal sia-sia menyiasati

aku belalang yang bilang lupa

kian terseok

seperti terkutuk angin

di botol anak setan—anak iblis, cucunya

.

dan aku belalang

dari keluarga belang

rumahku jadi nisan tanpa kamboja

diam di kuburan

.

.

Serang, Banten - Yogyakarta, 25 Oktober 2011

.

.

*) Keterangan:


  • Kiri : Margaretta Christita
  • Kanan : Tubagus Rangga Efarasti

.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun