Mohon tunggu...
Tubagus Nursayid 1
Tubagus Nursayid 1 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Hobi olahraga, seorang yang mempunyai daya juang tinggi dalam belajar, topik yang disukai tentang olahraga dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isa Zega dan Kontroversi Busana Umrah

4 Desember 2024   15:19 Diperbarui: 4 Desember 2024   15:30 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus Isa Zega yang dilaporkan ke Polres Jaksel disebabkan ia mengenakan busana perempuan saat umrah menimbulkan perdebatan di masyarakat. Ada yang berpendapat bahwa tindakan Isa Zega ini menyinggung perasaan umat Islam dan termasuk penistaan agama. Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa hal tersebut merupakan hak pribadi Isa Zega dan tidak perlu dibesar-besarkan.

Kita tahu bahwa umrah adalah ibadah dengan aturan dan tata cara tertentu, terutama dalam hal berpakaian. Aturan ini bertujuan untuk menjaga kesucian, kesopanan dan keabsahan dalam menjalankan ibadah. Namun, perlu dipertimbangkan apakah tindakan Isa Zega benar-benar dimaksudkan untuk menistakan agama atau hanya kesalahan dalam memahami aturan berpakaian karena tindakan seperti ini sangat berdampak kepada pemahaman generasi milenial dan ditakutkan akan terjadi kesalahan dalam menjalankan ibadah yang sakral.

Jika terbukti bahwa Isa Zega bermaksud menistakan agama, maka tindakan hukum yang diambil oleh pelapor dapat dipahami. Akan tetapi, jika tindakannya semata-mata karena ketidaktahuan atau kesalahan dalam memahami aturan, sebaiknya diselesaikan dengan cara yang lebih baik.

Kasus ini juga menyoroti pentingnya toleransi dan saling menghormati antar umat beragama. Setiap individu memiliki hak untuk menjalankan agamanya sesuai dengan keyakinan dan pemahamannya. Namun, dalam menjalankan ibadah, penting untuk tetap memperhatikan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.

Sebagai masyarakat majemuk, kita perlu lebih mendalam belajar untuk saling menghormati sebuah perbedaan. Perbedaan keyakinan dan budaya tidak seharusnya menjadi penghalang untuk hidup berdampingan dengan rukun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun