Perjuangan Deltomed selama 35 tahun lebih yang dimulai dari sebuah indrustri rumahan di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan bukanlah sebuah perjalanan yang mudah. Mengenalkan obat herbal yang cenderung identik dengan cita rasa tradisional menjadi go internasional tentulah membutuhkan perjuangan serta rasa cinta akan nilai-nilai tradisi itu sendiri.
Dan Deltomed telah mampu dan melewati proses demi proses dari nilai perjuangannya tersebut, lewat peningkatan kualitas ekstrasinya dengan menggunakan fasilitas Quadra Extraction System berteknologi Jerman serta standar GMP (Good Manufacturing Product) Eropa, juga GMP Indonesia yaitu lewat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), NSF (National Sanitation Food) FDA serta peraturan 3A dan aturan Farmakope Indonesia.
Pada sesi pertemuan ini Nyoto Wardoyo juga menyempatkan diri untuk mendemontrasikan pembuatan jamu lewat pirex (wadah gelas) dan bukan dengan wadah terbuat dari tanah karena alasan wadah gelas jauh dari kemungkinan tertempel dari zat atau mikroba yang merugikan pada proses perebuhan bahan baku jamu.
[caption id="attachment_330102" align="aligncenter" width="580" caption="Bapak Abrijanto SB, sedang mendemontrasikan pembuatan jamu (dokpri)"]
Kunjungan sepuluh peserta tur kali ini memperjelas dan membuka mata akan kesungguhan Deltomed membangun obat herbal dengan terlihat ketatnya standar mutu yang dimulai dari penanaman awal bahan herbal (empon-empon) di tingkat petani binaan hingga memasuki proses ekstraksi kemudian menjadi obat herbal yang siap dikonsumsi masyarakat.
Semua proses ini disaksikan semua peserta tur lewat kunjungan langsung ke pabrik yang terletak di belakang ruangan pertemuan. Proses pencucian yang berkali-kali dilakukan dengan mesin modern menghasilkan bahan baku herbal bersih yang siap diproses pada tahap selanjutnya.
Kebersihan bahan baku pembuatan obat herbal dari tahap awal sangat menjadi perhatian utama Deltomed agar hasil produksi obat herbal Deltomed seperti: Kuldon Sariawan, Antangin, OB Herbal, Natur Slim, Antalinu, Pil Tuntas, Rapet Wangi dan SrongPas hadir di tengah masyarakat dengan mutu yang dapat diandalkan.
Ini sejalan dengan apa yang disampaikan kepala QC (Quality Control) ibuInayah tentang pentingnya kebersihan dijaga dari sejak awal. Gagalnya pengobatan menggunakan obat herbal bisa jadi bukan karena ketiadaan khasiat, namun karena bahan simplisia nabati yang tidak terbebas dari serangga, fragmen hewan, kotoran hewan atau mengandung lendir dan cendawan serta tidak berubah warna dan baunya apalagi terindikasi bahan-bahan yang beracun.
Proses identifikasi juga dilakukan sangat ketat terhadap kadar abu, kadar abu yang tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, dan pengujian terhadap mikrobiologi.
Pada tingkat ekstraksi juga tak luput dari identifikasi serta pengawasan ketat agar ekstark yang dihasilkan sesui dengan standar mutu yang diharapkan, demikian juga pada tingkat pengolahan dengan melakukan pengawasan organoleptis yaitu pengujian pada warna, rasa hingga bau termasuk kekentalan atau viscositas pada produk jenis herbal syrup.
Selanjutnya dilakukan proses filling, pada tahap ini dilakukan pemeriksaan ketat terhadap keseragaman bobot dan volume, ada tidaknya kebocoran produk yang dikemas terutama pada produk berbahan cair.