[caption id="attachment_343900" align="aligncenter" width="336" caption="Keluarga Jama'ah haji mnyediakan minuman di depan rumah (dokpri)"][/caption]
Ada kebiasaan yang sudah mentradisi di daerah Banten dan wilayah Pantura yang dilakukan oleh keluarga jama'ah haji selama proses pelaksanaan ibadah haji hingga pulang kembali ke tanah air, yaitu menyediakan minuman gratis di depan rumah yang ditujukan untuk orang yang kehausan di perjalanan atau musafir.
Kebiasaan ini sudah lama berlansung dan tidak diketahui siapa yang memulainya, namun adat ini menjadi berlangsung hingga kini karena dianggap baik yaitu bersodaqoh sekaligus berharap doa dari semua orang agar jama'ah haji tersebut mendapatkan kemudahan selama proses ibadah haji.
Di daerah Pantura atau tepatnya wilayah Cirebon menyebut kebiasaan ini dengan istilah gentong haji, karena air yang disediakannya dalam gentong berukuran kecil, sementara di daerah penulis sendiri biasa dilakukan dengan beragam wadah air minum, biasanya sejenis teko.
Pada beberapa keluarga jama'ah haji kadang menambahkannya dengan termor berisi air panas plus gula/kopi dan bahkan di pagi kadang keluarga jama'ah haji menyediakan pula kueh atau kudapan ringan.
Lewat tersedianya gentong air atau sejenisnya yang diletakkan pada saung kecil kita bisa mengetahui bahwa salah satu keluarga tersebut sedang melakukan ibadah haji.
Sedekah air dan kopi/teh tersebut sudah barang tentu bermanfaat bagi yang lewat dan mengalami kehausan di perjalanan, dan filosofi di dalamnya berharap agar yang berjamaah haji mengalami kemudahan yang sama selama proses pelaksanaan ibadah haji.
[caption id="attachment_343903" align="aligncenter" width="336" caption="Ada kopi dan teh juga lho... (dokpri)"]
Kebiasaan ini memang bukan berasal dari ajaran agama, namun lebih kepada pengamalan konsep sodaqoh yang memang ada dalam ajaran agama. Sikap arif (local wisdom) masyarakat kita dalam mengejawantahkan ajaran agama adalah dengan melakukan kebiasaan ini dalam setiap musim haji.
Kebiasaan baik tentu saja harus dipertahankan dalam rangka menjaga nilai-nilai budaya selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan nilai ketimuran dan ajaran agama penduduknya.
Salam gentong air.....