[caption id="attachment_356524" align="alignnone" width="640" caption="Aksi untuk Indonesia (dokpri)"][/caption]
Sudah hampir sebulan sebelumnya saya menyiapkan diri untuk menghadiri kompasianival 2014 bersama istri, termasuk menyiapkan tiket sebelumnya; namun apalah daya ternyata pada hari H istri harus menghadiri keponakannya menikah. Maka jadilah keberangkatan istri digantikan putra menuju ke kompasianival 2014.
Niat mengenalkan kompasiana kepada istri secara mendalam lewat kompasianival akhirnya berubah dengan mengajak 2 putra saya sebagai pengganti istri. Tentu saja niat awal saya ubah, karena saya tak mau mendikte keinginan saya pada anak. Biarlah dia mencerna sendiri dengan melihat kegiatan kompasianival dan berharap ia dapat merekam semua peristiwa yang ia lihat, ia dengar menjadi sesuatu yang berharga baginya kelak.
[caption id="attachment_356526" align="aligncenter" width="573" caption="Hasil jepretan anak di Kompasianival 2014 (dokpri)"]
Maka saya bebaskan ia untuk menggunakan kamera yang dibawa termasuk saat ia mengejar-ngejar Ahok mulai dari turun dari mobil hingga mengejarnya sampai di dalam, bak wartawan profesional. Saya hanya memandangnya dengan senyum dari kejauhan saat ia bersemangat mendokumentasikan beberapa kegiatan kompasianival 2014.
[caption id="attachment_356529" align="aligncenter" width="661" caption="Hasil hunting anak mengejar Ahok (dokpri)"]
Saya hanya berharap apa yang dilakukannya bukan saja memberikan rasa senang baginya namun memberikan nilai edukasi tanpa tersadari. Keasyikan memandang anak dengan senangnya dari jauh sampai lupa harus berfoto dengan kompasianer-kompasianer sebagaimana niat semula. Biarlah Kompasianival kali ini menjadi miliknya, dan semoga juga membahagiakannya.
[caption id="attachment_356531" align="aligncenter" width="538" caption="Sang Fotografer (dokpri)"]
Tiba-tiba saya jadi teringat Kahlil Gibran.....
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki ikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
Selamat bertemu di Kompasianival 2015.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H