Menurut mbah Wiki: Self servise adalah  is the practice of serving oneself dan bla..bla.., atau bahasa dimarihnya mah swalayan, melayani diri sendiri.
Dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang kini tengah aku jalani, aku termasuk tipe yang malas dilayani oleh istri dalam urusan yang sepele, misalnya bikin kopi, nyeduh mie atau hanya sekedar menggoreng pisang kegemaranku. Sebisanya aku lakukan sendiri tanpa melibatkan istri.
Tentu saja, sewaktu-waktu aku juga ingin sesekali dilayani istri dan biasanya dengan mengintip kesibukannya terlebih dahulu, bila dia lowong dan kelihatan lagi heppy, aku tinggal teriak "Mah...boleh minta tolong bikinin kopi dong..! ". Namun itu jarang kulakukan, nggak biasa dan memang nggak biasa.
Namun ada satu komitmen kami yang tidak tertulis yang wajib dilakukan istri dan tak boleh saya lakukan adalah saat kedatangan tamu, baik itu keluarga atau teman ke rumah kami. Istri akan marah kalau saya membuat kopi, teh atau sejenisnya sendiri. Itu mutlak harus dilakukan istri.
Bukan apa-apa, kami hanya takut orang salah tafsir dengan gaya hidup kami. Punya istri kok gak dilayani, atau ngangap aku tipe takut istri, padahal ya memang ini gaya hidup kami. hehehehe....
Warisan Abah
Aku sendiri suka bingung, punya istri kok malas dilayani dan malah enjoy melayani diri sendiri. Apakah ini semua karena sejak kecil terbiasa merekam peristiwa-peristiwa yang diperlihatkan abah di depan anak-anaknya, entahlah.
Mengingat abah, memang mengingatkanku akan sosoknya yang tak biasa dilayani oleh orang rumah. Beliau selalu terbiasa mengerjakan pekerjaan ringannya sendiri. Masih kuingat bagaimana abah sepulang dari kantornya yang lumayan jauh di kota Kabupaten dan tiba di rumah santai sejenak lalu beranjak menuju dapur untuk sekedar nyuci piring, menggoreng pisang atau pekerjaan ringan lainnya.
Sebagai tokoh politik yang termasuk disegani, direktur 2 yayasan pendidikan beliau tak menunjukkan keengganannya untuk melakukan apapun keperluannya sendiri. Tak gampang main tunjuk untuk dibikinkan ini itu pada kami anak-anaknya.
Apakah ini yang membuat aku juga malas dilayani istri, entahlah. Namun kalau memang ini warisan berharga beliau untuk aku. Jujur, aku bangga karenanya, walau ia tak pernah mewariskan harta untuk kami.
(Harta, nyari sendiri dong...., tepuk jidat sendiri)
I Lope you pull Abah.....
************************************
(Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orangtuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangi aku di waktu kecil )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H