Kalian mengetahui benar bahwa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik telah memilih kalian seperti begitu banyak pahlawan lain dari kalangan para pemberani. Kalian tahu bahwa bangsawan-bangsawan besar tanah ini memiliki hasrat besar untuk menjadikan kalian anak mereka dan mengikat kalian dengan pernikahan, hanya jika kalian menyambut peperangan sebagaimana layaknya orang-orang berani dan pejuang sejati, serta menjadi ksatria yang berani.Kalian mengetahui bahwa rahmat Allah menantikan kalian jika kalian bersiap untuk menegakkan kalimat-Nya dan memproklamirkan dien-Nya di tanah ini.
Setelah mendengar pidato panglimanya tersebut, terbakarlah semangat pasukan Islam dan berhasil mengalahkan pasukan Roderick yang berjumlah 10.000 (sepuluh ribu) dalam perang yang dikenal dengan nama pertempuran Guadalate.
Kisah pembakaran kapal tersebut muncul dan mengilhami Herman Cortez pada abad 16, saat mencoba memasuki Meksiko dalam peperangan melawan musuhnya demi menguasai wilayah pertambangan yang banyak mengandung metal yang berharga.
Saat pasukannya mengalami de-motivasi karena mendengar musuhnya memiliki banyak tentara dan terkenal kuat, maka dibakarlah seluruh armadanya agar pasukannya tak melarikan diri dan berani menghadapi musuh-musuhnya.
Bakarlah... Belenggu yang menghalangi.
Membakar kapal seperti yang dilakukan panglima Thariq bin Jiyad dan Herman Cortez tentulah memiliki makna yang mendalam bagi kita dalam kontek kekinian.
- Bila kita ingin memenangkan persaingan dalam kehidupan, jangan pernah terbelenggu, berfikir dan merencanakan "Lari dari Gelanggang". Seberat apapun problema, persaingan dan tantangan harus berani dihadapi. Bukankan ada pepatah mengatakan " Pelaut Ulung tak kan dilahirkan di laut yang tenang".
- Jangan pernah tenang dan senang untuk terus berada pada zona nyaman (comfort zone), berjuanglah terus menghadapi tantangan demi tantangan yang kelak akan melatih kita untuk kuat dan survive menghadapi kerasnya kehidupan ini. Bisa jadi, andai armada kapal tersebut tak dibakar olehpanglima Thariq, maka sebagian pasukannya akan berfikir "Bila kita terdesak, tinggal lari dan menyelamatkan diri dengan armada kapal dan kembali pulang". Melarikan diri dari cobaan dan tantangan kehidupan.
- Bakarlah semua belenggu-belenggu yang menghalangi kemajuan dan kesuksesan kita.
Marilah kita semua segera membakar belenggu-belenggu kemalasan yang akan menghambat kemajuan kita, mereka yang penulis teruslah menulis dan jangan pernah mati semangat untuk terus belajar dengan cara menulis, menulis, menulis dan menulis.
Mereka yang wartawan, teruslah mencari kebenaran lewat berita-berita yang kalian sampaikan untuk masyarakat. Mereka yang guru, jangan pernah puas dan terus belajar untuk mendidik bangsa ini.
Jangan pernah puas, bakaaaar.....semua belenggu-belenggu itu..
Referensi: