Mohon tunggu...
Tubagus Encep
Tubagus Encep Mohon Tunggu... profesional -

Asal Pandeglang, Kakek 1 Cucu, belajar mengajar di madrasah dan ingin terus belajar............E-mail: tebe.ncep@gmail.com, Twitter: @TebeNcep IG: tubagusencep

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Cindera Mata Pernikahan Apakah yang Bermanfaat?

12 Januari 2015   03:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:20 2319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_364058" align="aligncenter" width="404" caption="Beragam contoh cindera mata/suvenir pernikahan"][/caption]

Pertanyaan yang menjadi judul di atas sesungguhnya sedang berputar-putar dalam benak saya, yang sebentar lagi akan menghadapi pernikahan putri saya pada minggu pertama di bulan Maret 2015 ini.

Mengapa urusan cindera mata pernikahan saja saya harus sampai bingung?, karena berdasarkan pengalaman penulis setiap pulang menghadiri pernikahan banyak sekali cindera mata-cindera mata mulai dari: gantungan kunci, pembuka botol limun hingga kipas tangan yang hanya berusia dua hari saja kemudian menjadi digeletakan begitu saja seolah menjadi benda tak berharga. Hal inilah yang kemudian menjadi pemikiran saya, cindera mata apakah yang  memiliki manfaat bagi tamu undangan?.

Untuk memesan cindera mata Ipod seperti pernikahan anaknya sekretaris MA, tentulah bukannya kelas saya walau hakkul yakin kalau yang sejenis ini cindera matanya, jelas tak akan digeletakkan begitu saja seusai sampai di rumah para undangan.

Makanya saya sempat merutuki diri saya yang belum juga mampu menulis buku yang bisa saja menjadi cindera mata yang sepertinya memiliki manfaat lebih dibanding benda-benda yang saya sebutkan di atas, namun apa boleh buat sampai 2015 ini, buku masih menjadi wacana belaka buat saya.

Tidak ada data sejarah yang menjelaskan kapan kebiasaan menyiapkan cindera mata pernikahan untuk undangan disediakan sebagai ucapan terima kasih, namun ketika kebiasaan dan adat yang memasyarakat ini sudah berjalan tentulah tak elok pula bila saya tak menyediakannya, bisa ngambek anak  nanti.

Sesuai judul di atas, pemikiran saya yang lain membisikkan hati untuk mencari cindera mata yang kelak memiliki manfaat besar buat tamu undangan, bukan kemudian digeletakkan begitu saja di rumah karena tidak memiliki manfaat sama sekali. Namanya khan mubadzir, dan menurut ustadz saya perbuatan mubadzir kan temannya syetan. Waduh, nggak mau saya.

Inilah yang menjadi pemikiran saya selama ini saat melihat betapa mubadzirnya cindera mata/suvenir undangan yang biasa saya dapatkan dari menghadiri pernikahan kerabat dan relasi yang kini menjadi pemikiran saya saat ini.

Memikirkan manfaat cindera mata/suvenir tersebut sekaligus memikirkan budgetnya yang belum ketemu saat ini, ada yang mau jadi sponsor? hehehehe

Salam bahagia

Kandidat Kakek

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun